Kepemimpinan merupakan isu serius yang sangat diperhatikan oleh Islam yang mulia. Kepemimpinan diatur dengan sangat baik oleh agama mulia ini, bahkan saat tiga orang melakukan perjalanan, harus ada satu orang yang ditunjuk sebagai pemimpin.
Seorang Muslim yang amanah dalam memimpin dengan bersikap adil dan mampu mengajak yang dia pimpin untuk semakin taat kepada Allah Ta’ala, baginya disediakan pahala yang amat besar. Sebaliknya, jika berlaku aniaya, siksa neraka sudah menunggu lengkap dengan berbagai jenis kesukaran yang tak terkira.
Di level mana pun Anda memimpin, cobalah lakukan perenungan. Lihatlah 4 hal ini untuk mengetahui tingkat keberhasilan Anda dalam memimpin.
Dicintai oleh Rakyatnya
Dalam tataran individu, apakah Anda mencintai diri sendiri hingga takut jika dijebloskan ke dalam api neraka yang menyala-nyala? Dalam tataran keluarga, dimana Anda pemimpinnya, adakah orang-orang yang Anda pimpin mencurahkan cintanya?
Terus seperti itu, di level mana pun Anda memimpin. Apakah rakyat benar-benar mencintai Anda sebagai pemimpinnya atau justru kecewa dan benci karena tindakan khianat yang Anda lakukan?
Mampu Menampung Aspirasi Bawahan
Apakah Anda bertindak diktator? Pernahkah memaksakan kehendak meski nyata melakukan kesalahan? Apakah Anda menutup telinga dari usul yang disampaikan oleh orang-orang yang Anda pimpin? Apakah Anda merasa paling benar dan tidak butuh nasihat mereka?
Dengarkan keluhan rakyat. Catat baik-baik dan tepati apa yang pernah Anda janjikan. Sebab jika tidak, mereka akan menuntut di akhirat kelak.
Suka Bermusyawarah
Biasakan melakukan musyawarah. Meski pendapat Anda benar, tidak menutup kemungkinan bahwa ada pendapat lain yang lebih benar. Dengan melakukan musyawarah, Anda akan memiliki banyak sudut pandang hingga bisa mengambil keputusan yang paling baik.
Bersikap Tegas
Berpegang teguhlah kepada kebenaran dengan bersikap tegas. Jangan terlena hanya karena bujuk rayu. Jangan bingung ketika dihadapkan pada banyak pilihan karena nilai kebenaran akan abadi hingga akhir zaman.
Jangan pernah berkompromi dengan keburukan. Jangan mau dibujuk oleh orang-orang yang jahat hatinya. Bersikap tegaslah saat memutuskan sebuah persoalan.
Setelahnya, senantiasalah memohon pertolongan dan kekuatan kepada Allah Ta’ala serta berhati-hatilah dalam setiap tindakan. Sebab dosa kecil bernilai besar ketika dilakukan oleh seorang pemimpin.
Wallahu a’lam. [Pirman/Kisahikmah]