Jangan Berdebat sebelum Penuhi 10 Hal Ini

0
sumber gambar: www.kaskus.co.id

Adu argumen atau kerap disebut dengan debat dibolehkan oleh Allah Ta’ala sebagai salah satu cara berdakwah. Berdebat merupakan cara terakhir setelah menggunakan hikmah dan nasihat yang baik. Hal ini sebagaimana dijelaskan oleh Allah Ta’ala dalam surat an-Nahl [16] ayat 152,

“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik, dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.”

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dalam banyak haditsnya juga mengingatkan umatnya agar tidak mudah berdebat dan berbantah-bantahan. Apalagi, berdebat merupakan salah satu sebab tergelincirnya kaum-kaum terdahulu.

Mengingatkan soalan debat ini, Imam al-Harits al-Muhassibi mengingatkan kaum Muslimin dengan mengatakan dalam Risalah al-Mustarsyidin, “Jangan sampai engkau berdebat tentang agama.” Termasuk teladan agung dalam hal ini, Imam asy-Syafi’i Rahimahullah merupakan salah satu panutan umat yang sangat membenci perdebatan. (Baca: Mengapa Imam Syafi’i Membenci Perdebatan? Camkan Alasannya!)

Akan tetapi, jika debat harus ditempuh sebagai satu-satunya jalan dalam berdakwah, ada beberapa hal yang harus ditempuh. Ialah 10 syarat yang kudu dipenuhi sebagaimana dinasihatkan oleh seorang ahli hikmah.

10 syarat ini dijelaskan oleh Syekh Abdul Fattah Abu Ghuddah dalam menjelaskan Risalah al-Mustarsyidin yang mengutip perkataan seorang ahli hikmah.

  1. Jangan marah
  2. Jangan lelah
  3. Jangan kagum
  4. Jangan mendominasi
  5. Jangan tertawa
  6. Jangan berdalil dengan sekadar klaim
  7. Apabila berdalil dengan riwayat, maka tujuan debat adalah berteman
  8. Jika berdalil dengan pemikiran, maka tujuan debat adalah berkenalan
  9. Berniat mencari kebenaran, bukan saling menyalahkan
  10. Jangan menghadap ke orang lain saat pendebat menghadap ke arahmu

Mampukah kita memenuhi kesepuluh syarat tersebut? Sanggupkah kita menjaga adab-adab dan aturannya? Adakah kita yakin untuk bisa menjaga perasaan lawan debat kita? Yakinkah bisa menjaga diri untuk tidak melibatkan emosi hingga marah-marah, merasa paling benar, dan tidak menghormati lawan bicara kita?

Jika belum mampu dan sukar memenuhi kesepuluh syarat ini, sebaiknya kita berpikir berkali-kali jika hendak berdebat. Apalagi jika ilmu pas-pasan dan hanya mengandalkan hawa nafsu. Sebab, jika itu yang terjadi, tidak menutup kemungkinan bahwa kita akan terjerumus ke dalam lubang binasa lantaran tak mampu menjaga lisan dari perkataan yang sia-sia dan dosa.

Wallahu a’lam. [Pirman/Kisahikmah]

Artikel sebelumnyaTidaklah Seseorang Lakukan Ini, Kecuali Bertambah Kemuliaannya
Artikel berikutnyaBaca Ayat Ini saat Sulit, Allah Utus Malaikat untuk Membantu