400 Tahun Berkuasa, Raja Ini Membisu Hadapi Argumen Rakyatnya

0

Imam Mujahid mengatakan, ada empat raja di dunia yang kekuasaannya meliputi Barat dan Timur. Dua di antaranya Muslim; Sulaiman bin Dawud dan Zulkarnain. Sedangkan dua lainnya kafir; Namrud bin Kan’an dan Bukhtanashar.

Raja Namrud hidup sezaman dengan Nabi Ibrahim ‘Alaihis salam. Seorang raja yang sewenang-wenang, sangat kufur dan juga zalim kepada rakyat-rakyatnya.

Disebutkan oleh al-Hafizh Ibnu Katsir, Namrud adalah raja Babilonia yang berkuasa selama empat ratus tahun. Dia menolak mengesakan Allah Ta’ala, bahkan mengaku bisa mematikan dan menghidupkan manusia. Sayangnya, kecongkakannya hangus seketika saat berdebat dengan Ibrahim.

“Tuhanku adalah yang menghidupkan dan mematikan,” kata Ibrahim memulai argumennya. Maka Namrud pun langsung membalas, “Aku pun dapat menghidupkan dan mematikan.”

Maka Namrud mendatangkan dua orang untuk menghadap kepadanya. Orang pertama dibiarkan hiup, sedangkan yang kedua dihukum mati. Itulah yang ia daku sebagai menghidupkan dan mematikan.

Saat melihat kepongahan Namrud itu, Nabi Ibrahim berkata lantang, “Sesungguhnya Allah menerbitkan matahari dari timur,” tantang Ibrahim, “maka terbitkanlah matahari dari barat.”

Ibrahim hendak menegaskan, bahwa yang bisa menghidupkan dan mematikan hanyalah Zat yang mengatur segala kehidupan berikut seluruh tata surya, meliputi planet dan benda-benda langit lainnya.

Maka, jika Namrud mampu menghidupkan dan mematikan, seharusnya ia bisa mengubah terbitnya matahari.

Tutur Ibnu Katsir menjelaskan, “Ketika Namrud mengetahui ketidakmampuannya, bahwa ia tak mampu berbuat apa-apa dengan kesombongan itu; ia pun tercengang, membisu, dan tak kuasa berbicara sepatah kata pun.”

Apa yang dikatakan oleh Nabi Ibrahim sehingga Namrud tak berkutik adalah wahyu Allah Ta’ala. Bahwa yang membisikkan kesombongan ke dalam diri Namrud adalah setan atas Kuasa-Nya. Maka Dia Maha Mengetahui hujjah paling ampuh untuk mematahkan argumen Namrud yang congkak itu.

Bagi Namrud yang pernah mengatakan, “Aku tidak mengetahui Tuhan bagi kalian selain diriku” (al-Qashah [28]: 38), pungkas Ibnu Katsir mengakhiri tafsir surat al-Baqarah ayat 258 ini, “Mereka layak mendapatkan kemurkaan dan siksaan yang pedih.”

Dalam perjalanan dakwah berikutnya, Nabi Ibrahim kembali berhadapan dalam debat dengan Namrud yang berakhir dengan dijebloskannya bapak para nabi ini ke dalam lautan api. [Pirman]

Artikel sebelumnyaKarena Mimpinya, Sosok Ini Disebut Ahli Surga
Artikel berikutnyaKisah Orang yang Dibangkitkan setelah Dimatikan Seratus Tahun