Dikisahkan oleh Anas bin Malik Radhiyallahu ‘anhu, telah datang seorang laki-laki kepada sosok yang pernah menyumbangkan tujuh ratus unta yang penuh muatan dalam jihad. Sosok yang didatangi itu sedang berkhutbah di mimbar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam.
Kisah Anas, “Dalam perjalanannya, laki-laki itu bertemu dengan seorang wanita. Ia menatap dan memperhatikan kecantikannya.”
Sesampainya laki-laki tersebut, sosok shalih yang dua kali berhijrah itu berkata, “Telah masuk di antara kalian seorang yang terdapat bekas zina di matanya.”
“Tidakkah engkau tahu, bahwa zinanya mata adalah pandangan?” lanjut sosok yang juga pernah sedekahkan sumur kepada kaum muslimin, “Hendaklah engkau bertaubat,” jika tidak, lanjutnya menasihati, “akan aku kenakan hukuman ta’zir kepadamu.”
Laki-laki yang merasa pun amat terperangah. Kaget. Bingung. Kecamuk dalam pikirannya bercampur dengan penyesalan atas dosa yang ia lakukan itu. Dalam hati ia bertanya, “Bagaimana ia bisa mengetahuinya?”
Ia pun mengira bahwa wahyu masih turun. Namun, yang dialami oleh lelaki shaleh itu adalah firasat orang yang beriman. Firasat yang jernih sebab dekatnya ia dengan Allah Ta’ala.
Maka benarlah sabda Nabi, “Takutlah kalian dengan firasat orang yang beriman. Sesungguhnya ia melihat dengan cahaya Allah Ta’ala.”
Lantas, siapakah sosok ini? Siapakah ia yang kuasa mampu melihat bekas zina yang dilakukan oleh mata?
Ia, sebagaimana dikutip dalam Lapis-lapis Keberkahan, “Beliau adalah sosok yang rupawan. Wajahnya teduh dan lembut, janggutnya banyak dan halus, perawakannya sedang, tulang persendiannya besar, bahunya bidang, serta rambutnya lebat.”
Selain itu, mengutip Imam Ibnu Sa’d, Salim A Fillah menuturkan, “Beliau memiliki bentuk mulut bagus berwarna kecoklatan. Ada yang menyebut, terdapat bekas cacar dalam wajahnya.”
Itulah sosok mulia nan terpilih. Ialah pribadi yang lembut dan pemalu, hingga malaikat pun malu kepadanya. Beliau adalah satu di antara empat khalifah kaum muslimin.
Beliau adalah sosok yang dekat dengan al-Qur’an, hingga akhir hayatnya pun diwafatkan dalam keadaan bertilawah. Beliau yang dua kali menjadi menantu Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa Sallam ini adalah Utsman bin ‘Affan Radhiyallahu ‘anhu, sosok yang mampu melihat bekas dosa sebab firasatnya yang bersih. [Pirman]