Sayyidina Umar bin Khaththab, semoga Allah Ta’ala memberikan ridha kepadanya. Ialah sahabat utama, orang kedua yang paling dekat dengan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam setelah sayyidina Abu Bakar ash-Shiddiq Radhiyallahu ‘anhu.
Atas doa Nabi yang mulia, Umar bin Khaththab masuk Islam setelah mendengar surat Thaha dibacakan. Sebagaimana dia menjadi sosok yang terdepan dalam memusuhi Nabi, dia pun menjadi sosok yang paling mula-mula dalam membela Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam setalah menjadi Muslim.
Umar terkenal dengan ketegasan dan keberaniannya. Saat kaum Muslimin yang lain hijrah dengan sembunyi-sembunyi, Umar berjalan gagah dengan pedang yang terhunus. Siapa saja yang menjadi penghalang, batang leher adalah taruhannya.
Maka dari itu pula, ayah dari Ummul Mukminin Hafshah ini sangat ditakuti oleh setan. Berkali-kali menang dalam gulat melawan setan hingga mereka memilih menghindar dari jalan yang dilewati oleh sosok Khalifah kedua kaum Muslimin ini.
Umar bin Khaththab juga disebut Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam sebagai palang pintu fitnah. Selama ada Umar, fitnah tak bisa masuk. Sepeninggal Umar, kaum Muslimin dilanda berbagai fitnah-fitnah sepanjang sejarah, dimulai dari kepemimpinan Khalifah Utsman bin Affan Radhiyallahu ‘anhu hingga kini.
Meski demikian, laki-laki yang pendapatnya sering bersesuaian dengan firman Allah Ta’ala ini merupakan sosok yang mudah meneteskan air mata. Saat mengingat dosa dalam shalat malam, tangis adalah kebiasaannya. Sampai-sampai disebutkan dalam sebuah riwayat, ada dua garis hitam di pipi Umar yang merupakan bekas aliran air matanya saban malam.
Suatu hari, Umar bin Khaththab mendatangi kekasih hatinya, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. “Aku,” tutur Umar, “telah meminta izin kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam untuk berangkat umrah, dan beliau memberikan izin kepadaku.”
“Tolong,” sabda Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam sebagaimana diriwayatkan oleh Imam at-Tirmidzi, “jangan lupakan kami dalam doa-doamu, wahai Saudaraku.”
Setelah mendengar sabda mulia Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam ini, Umar bin Khaththab Radhiyallahu ‘anhu berkata, “Beliau mengucapkan suatu kalimat yang lebih aku sukai daripada dunia.”
Betapa mulianya Umar bin Khaththab. Betapa agungnya Nabi Shallalalhu ‘Alaihi wa Sallam yang sangat pandai dalam mengambil hati sahabat-sahabatnya dengan iman dan ukhuwah sepenuh cinta karena Allah Ta’ala.
Wallahu a’lam. [Pirman/Kisahikmah]