Di dalam buku Agar Kita Tidak Diperdaya Setan, Ibnu Muflih al-Maqdisi mengetengahkan salah satu penafsiran ayat al-Qur’an yang disampaikan oleh Sufyan bin ‘Uyainah. Dalam penafsirannya terhadap dua ayat di dalam surat al-A’raf ini, beliau menyebutkan bahwa setan, kaum Yahudi, dan kaum Nashrani saling menjulurkan leher dan menyampaikan klaimnya masing-masing.
Allah Ta’ala pun menangkis semua klaim tersebut dan menyampaikan kebenaran yang sejati sebagaimana ketentuan-Nya.
Allah Ta’ala berfirman dalam surat al-A’raf [7] ayat 156, “Dan tetapkanlah untuk kami kebajikan di dunia ini dan di akhirat. Sesungguhnya kami kembali (bertaubat) kepada Engkau.”
Imam Ibnu Katsir mengatakan, “Ya Allah, pastikan dan tetapkan bagi kami kebaikan di dunia dan akhirat.” Ayat lain yang semakna dengan ayat ini adalah surat al-Baqarah [2]: 201, “Dan di antara mereka ada orang yang berdoa, ‘Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka.’”
“Allah Ta’ala berfirman, ‘Siksa-Ku akan Kutimpakan kepada siapa yang Aku kehendaki,’” (Qs. al-A’raf [7]: 156). Imam Ibnu Katsir menjelaskan, “Allah Ta’ala berfirman, ‘Aku bisa berbuat apa saja yang Aku Kehendaki dan menetapkan apa saja yang Aku inginkan. Aku memiliki hikmah pada semua itu.’ Mahasuci Allah Ta’ala, tidak ada ilah yang berhak disembah selain Dia.”
Kemudian, terang Sufyan bin ‘Uyainah, “Ketika Allah Ta’ala berfirman dalam kelanjutan ayat ini, ‘Dan Rahmat-Ku meliputi segala sesuatu’, setan pun menjulurkan lehernya dan berkata, ‘Aku termasuk sesuatu itu.’”
Karenanya, turunlah ayat selanjutnya yang berbunyi, “Maka akan Aku tetapkan Rahmat-Ku untuk orang-orang yang bertakwa, yang menunaikan zakat dan orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat Kami.” (Qs. al-A’raf [7]: 156). Mendengarkan ayat ini, giliran orang Yahudi dan Nashrani yang menjulurkan leher dan berkata, “Kami beriman kepada ayat-ayat Allah Ta’ala dan menunaikan zakat.”
Kemudian, lanjut Sufyan bin ‘Uyainah, “Allah Ta’ala pun mensterilkan ayat itu dari iblis, Yahudi dan Nashrani dengan menjadikannya khusus untuk umat ini (Islam) dengan berfirman, ‘(Yaitu) orang-orang yang mengikuti Rasul, Nabi yang ummi.’” (Qs. al-A’raf [7]: 157).
Sampai di sini, kaum Yahudi dan Nashrani pun terdiam sebab mereka mengingkari ajaran yang dibawa oleh Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. [Pirman/Kisahikmah]