Penyebab Sujud Sahwi dan Tata Cara Pelaksanaannya

0
penyebab sujud sahwi

Sujud sahwi (سجود السهو) adalah sujud dengan tujuan untuk menambal kekurangan tanpa harus mengulangi shalat, karena meninggalkan perkara yang bukan asasi atau menambahkan sesuatu dalam shalat.

Apa saja penyebab sujud sahwi? Para ulama berbeda pendapat mengenai sebab-sebab yang menimbulkan sujud sahwi. Namun, ada empat penyebab sujud sahwi yang para ulama sepakat.

1. Kekurangan rakaat

Penyebab sujud sahwi yang pertama adalah kekurangan rakaat. Jika baru menyadari kekurangan ini setelah salam, maka ia harus menambah rakaat yang kurang tersebut. Selesai salam, ia melakukan sujud sahwi.

Dalam hadits riwayat Imam Bukhari dan Imam Muslim, Abu Hurairah mengatakan, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pernah mengerjakan shalat bersama kami pada salah satu shalat fardhu di siang hari. Ternyata beliau hanya melaksanakan shalat dua rakaat dan langsung mengucap salam.

Beliau kemudian mendatangi sebuah kayu yang melintang di masjid. Beliaupun bersandar ke arah kayu tersebut seolah-olah sedang marah. Tangan kanannya diletakkan di atas tangan kirinya sambil memasukkan jari jemarinya. Sedangkan pipinya diletakkan di atas telapak kirinya bagian luar.

Jamaah shalat pun bergegas keluar dari pintu-pintu masjid sambil mengatakan, “Shalat diqasharkan.”

Dari sekian banyak sahabat tersebut terdapat Abu Bakar dan Umar. Keduanya segan menanyakan peristiwa yang sedang terjadi. Kebetulan di antara mereka terdapat seorang sahabat bernama Dzulyudain, yang menanyakan peristiwa itu.

“Ya Rasulullah, apakah engkau terlupa, ataukah shalat tadi memang diqashar?” Beliau bersabda, “Aku tadi terlupa dan shalat itu tidaklah diqashar.”

Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bertanya kepada sahabat yang hadir, “Apakah betul apa yang ditanyakan Dzulyadain tersebut?” Para sahabat menjawab dengan serentak, “Benar.”

Akhirnya beliau pun masuk lagi ke dalam masjid dan menyelesaikan kekurangan shalat yang tertinggal dan kemudian mengucap salam. Setelah salam, beliau bertakbir dan sujud, seperti biasanya bersujud tetapi waktunya agak panjang. Lalu beliau mengangkat kepala dan bertakbir. Seterusnya beliau bertakbir lagi dan sujud seperti biasanya dan waktunya lebih lama dibandingkan sujud yang pertama. Kemudian beliau mengangkat kepalanya kembali. Itulah sujud sahwi.

2. Kelebihan rakaat

Penyebab sujud sahwi yang pertama adalah kelebihan rakaat. Jika baru menyadari kelebihan rakaat ini setelah salam, maka ia harus melakukan sujud sahwi. Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu mengatakan:

أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – صَلَّى الظُّهْرَ خَمْسًا فَقِيلَ لَهُ أَزِيدَ فِى الصَّلاَةِ فَقَالَ وَمَا ذَاكَ . قَالَ صَلَّيْتَ خَمْسًا . فَسَجَدَ سَجْدَتَيْنِ بَعْدَ مَا سَلَّمَ

Pada suatu ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengerjakan shalat dzuhur lima rakaat. Beliau kemudian ditanya, “Apakah jumlah rakaat ini memang ditambah?” Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam menjawab, “Mengapa demikian?” Sahabat yang tadinya menjadi makmum mengatakan, “Anda telah melaksanakan shalat Dzuhur lima rakaat.” Lantas beliau pun sujud sebanyak dua kali setelah selesai salam itu. (HR. Bukhari)

Baca juga: Kelemahan Tukang Sihir

3. Lupa bertasyahud awal

Penyebab sujud sahwi yang ketiga adalah lupa bertasyahud awal. Jika seorang imam langsung berdiri setelah rakaat kedua tanpa tasyahud awal dan berdirinya terlanjur sempurna, maka sebelum salam ia harus melakukan sujud sahwi. Sebagaimana hadits dari Ibnu Buhainah:

إِنَّ رَسُولَ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – قَامَ مِنِ اثْنَتَيْنِ مِنَ الظُّهْرِ لَمْ يَجْلِسْ بَيْنَهُمَا ، فَلَمَّا قَضَى صَلاَتَهُ سَجَدَ سَجْدَتَيْنِ ثُمَّ سَلَّمَ بَعْدَ ذَلِكَ

Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam mengerjakan shalat, lalu setelah dua rakaat beliau langsung berdiri. Para makmum pun spontan membaca tasbih, tetapi beliau tetap meneruskan shalatnya. Ketika akhir shalat, barulah beliau sujud sebanyak dua kali dan kemudian mengucapkan salam. (HR. Bukhari)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

إِذَا قَامَ أَحَدُكُمْ مِنَ الرَّكْعَتَيْنِ فَلَمْ يَسْتَتِمَّ قَائِمًا فَلْيَجْلِسْ فَإِذَا اسْتَتَمَّ قَائِمًا فَلاَ يَجْلِسْ وَيَسْجُدْ سَجْدَتَىِ السَّهْوِ

Apabila salah seorang di antara kalian langsung berdiri dari dua rakaat dan berdirinya itu belum sempurna, maka hendaklah ia duduk kembali. Tetapi jika telah sempurna berdiri, maka janganlah duduk dan hendaklah ia sujud sahwi sebanyak dua kali. (HR. Ibnu Majah)

Baca juga: Ucapan Terima Kasih dalam Islam

4. Ragu jumlah rakaat

Penyebab sujud sahwi yang keempat adalah ragu jumlah rakaat. Jika ragu jumlah rakaat, hendaklah memilih rakaat yang diyakini (yang paling sedikit) dan kemudian meneruskan shalatnya. Sebelum salam, mengerjakan sujud sahwi.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

إِذَا شَكَّ أَحَدُكُمْ فِى صَلاَتِهِ فَلَمْ يَدْرِ كَمْ صَلَّى ثَلاَثًا أَمْ أَرْبَعًا فَلْيَطْرَحِ الشَّكَّ وَلْيَبْنِ عَلَى مَا اسْتَيْقَنَ ثُمَّ يَسْجُدُ سَجْدَتَيْنِ قَبْلَ أَنْ يُسَلِّمَ فَإِنْ كَانَ صَلَّى خَمْسًا شَفَعْنَ لَهُ صَلاَتَهُ وَإِنْ كَانَ صَلَّى إِتْمَامًا لأَرْبَعٍ كَانَتَا تَرْغِيمًا لِلشَّيْطَانِ

Jika salah seorang di antaramu ragu dalam shalatnya, hingga tidak tahu berapa rakaat yang sudah dikerjakan, apakah tiga atau empat rakaat, maka ia harus menghilangkan keraguan tersebut dan menetapkan mana yang lebih diyakini. Setelah itu, hendaklah ia sujud sebanyak dua kali sebelum salam. Sekiranya ia melakukan lima rakaat, maka genaplah shalatnya dengan sujud sahwi. Jika ia telah benar empat rakaat tapi masih ragu, maka sujud sahwinya itu adalah untuk menjengkelkan syetan. (HR. Muslim)

إِذَا شَكَّ أَحَدُكُمْ فِى صَلاَتِهِ فَلَمْ يَدْرِ كَمْ صَلَّى ثَلاَثًا أَمْ أَرْبَعًا فَلْيَطْرَحِ الشَّكَّ وَلْيَبْنِ عَلَى مَا اسْتَيْقَنَ ثُمَّ يَسْجُدُ سَجْدَتَيْنِ قَبْلَ أَنْ يُسَلِّمَ

Jika salah seorang di antaramu ragu dalam shalatnya, hingga tidak tahu berapa rakaat yang sudah dikerjakan, apakah tiga atau empat rakaat, maka ia harus menghilangkan keraguan tersebut dan menetapkan mana yang lebih diyakini. Setelah itu, hendaklah ia sujud sebanyak dua kali sebelum salam. (HR. Muslim)

Adapun penyebab sujud sahwi yang diperselisihkan para ulama termasuk imam madzhab, jumlahnya cukup banyak. Selengkapnya bisa dibaca di artikel Bacaan Sujud Sahwi. Wallahu a’lam bish shawab. [Muchlisin BK/Kisahikmah]

Artikel sebelumnyaEmpat Keutamaan Surat Al Baqarah Ayat 285-286
Artikel berikutnyaAsbabun Nuzul Surat An Nisa Ayat 59