Perjalanan hidup adalah misteri. Ujian. Bahkan ketika seseorang dibesarkan oleh ayah dan ibu yang shalih dan hidup dalam naungan nilai-nilai kebaikan islami tak serta merta menjamin bahwa anaknya akan tumbuh menjadi pribadi yang shalih dan shalihah.
Laki-laki ini, misalnya. Ayah dan ibunya merupakan pengusaha yang sukses. Mendidik sejak kecil dengan nilai-nilai Islam yang mulia. Akhlak islami menjadi budaya positif di keluarga itu. Dia dan dua adiknya benar-benar hidup dalam atmosfer yang kental dengan nilai-nilai kebaikan.
Setelah menamatkan pendidikan menengah atas, laki-laki ini dikuliahkan di perguruan tinggi ternama di negeranya. Tepat di jantung ibu kota. Di kampusnya, dia langsung menjadi bintang. Bukan hanya tampan dan tajir, dia juga pandai di sejumlah bidang keilmuan.
Dengan demikian, banyak orang yang mendekatinya. Pun mahasiswa-mahasiswa yang akhlaknya kurang baik. Dari sinilah, kelakuannya mulai berubah.
Dia mulai berkenalan dengan khamr. Bermula dari tenggakan pertama hingga bergelas-gelas dan botol-botol selanjutnya. Lambat laun, dia juga mengenal segala jenis obat-obat yang dilarang oleh agama dan kesehatan.
Teman-temannya yang memiliki perangai buruk semakin akrab dengannya, sebab dia memiliki banyak uang. Tidak ada yang namanya kekurangan minuman atau obat. Setiap kali habis, mereka langsung membelinya. Laki-laki ini yang membiayai seluruhnya.
Beruntung, dia memiliki orang tua yang senantiasa mendukung dan mendoakannya. Setelah ditinggalkan oleh teman-temannya saat dia mengalami sakit kritis akibat obat, laki-laki ini benar-benar berhenti dari kebodohannya.
Kondisi ini berjalan sampai dia menikah dengan seorang wanita shalihah pilihan ibunya. Meski dia sudah tidak melakukan kebiasaan buruknya, dia mengaku bahwa istrinyalah yang berperan sangat penting dalam mendukungnya hingga benar-benar tidak tertarik lagi dengan masa lalunya yang kelam.
Namun, sebagaimana sebuah kebaikan yang senantiasa mengundang jutaan kebaikan lainnya, keburukan pun demikian. Setelah masa yang lama, bertahun-tahun setelah dia berhenti dari mengonsumsi minuman dan obat-obatan, fisiknya mulai melakukan protes. Kerusakan-kerusakan yang dialami organ dalam tubuhnya tak bisa dielakkan.
Dia terlihat sehat di hadapan keluarga dan istrinya, tapi menyembunyikan rasa sakit yang benar-benar menyayat fisiknya.
Berhati-hatilah. Keburukan pasti melahirkan keburukan lainnya. semoga Allah Ta’ala menjaga kita. Aamiin.
Wallahu a’lam. [Pirman/Kisahikmah]