“Jangan pergi ke salon ya,” kata pria itu kepada istrinya.
“Kenapa, Bang?”
“Ya, pokoknya jangan pergi ke salon, apalagi spa.”
Bukan masalah uang yang membuat pria itu melarang istrinya ke salon. Bahkan ia menyuruh istrinya menelepon salon agar datang ke rumah jika perlu perawatan. Ia melarang istrinya ke salon karena ia khawatir istrinya direkam.
Hah, direkam? Mengapa ada kecurigaan seperti itu? Rupanya itu berangkat dari kejahatannya sendiri. Ia telah bekerja sama dengan seorang pemilik salon untuk merekam para wanita di salon itu. Dengan kamera tersembunyi, wanita-wanita yang sedang berganti baju, spa hingga mandi direkam.
Sekian hari sekali ia datang mengambil rekaman itu ke salon, memindahkan dan menyimpannya di komputer, kemudian ia gandakan. Sebelum diedarkan ke jaringan pembeli, ia tonton dulu bersama teman-temannya.
Itulah yang melatari mengapa ia melarang istri dan saudara-saudara perempuannya datang ke salon. Ia menganggap semua salon sama seperti salon yang ia ajak kerja sama. Di dalamnya ada kamera rahasia.
Seperti sebelumnya, hari itu ia menerima rekaman dari salon. Setelah ia menonton bagian awal hasil rekaman, ia segera menggandakannya.
“Teman-teman, kali ini kita akan melihat video terbaru,” katanya kepada rekan-rekan yang telah berkumpul.
Mata-mata tak berkedip. Memperhatikan detik demi detik video rekaman itu. Sebagian korban kamera tersembunyi itu, mereka kenal orangnya. Fulanah, wanita yang beralamat di jalan A. Fulanah, istri Tuan B. Fulanah, calon pengantin yang datang ke salon untuk hari pelaminannya.
Hingga tiba seorang wanita yang semula tidak jelas wajahnya. Pria itu terkejut dengan siulan teman-temannya yang terkagum-kagum dengan wanita itu. Ia pun memperhatikan dengan seksama. Betapa terkejutnya dia, ternyata wanita yang videonya sedang ditonton teman-temannya itu adalah istrinya sendiri. Marah, malu, cemburu dan berbagai perasaan bercampur jadi satu.
Segera ia hentikan pemutaran video. Ia bubarkan forum maksiat itu dan ia patahkan kaset DVD-nya. Untung saja setumpuk kaset yang akan diedarkan masih berada di ruangan. Ia pun menghancurkan kaset-kaset terkutuk itu.
Setelah kejadian itu, pria tersebut kemudian bertaubat. Ia bertekad menjauhi bisnis haram tersebut. [Kisahikmah.com]
*Diadaptasi dari kisah nyata Qashashun Abkatni karya Salim Muraisyid