Ketika Muhammad bin Abdullah menerima wahyu di Gua Hira dan resmi dinyatakan sebagai Nabi terakhir dan pemimpin para Utusan Allah, laki-laki yang amat dihormati oleh kaum kafir Quraisy ini sedang berada di Yaman.
Sesampainya di Makkah, Abu Lahab dan Abu Jahal yang merupakan petinggi kafir Quraisy lekas mendatangi laki-laki ini. Keduanya hendak mengadu dan berharap agar si laki-laki ini bisa menghentikan da’wah yang dilakukan suami Khadijah binti Khuwailid ini.
“Wahai Abu Bakar, orang ramai membicarakan peristiwa penting. Muhammad, anak yatim yang diasuh Abu Thalib, menyatakan bahwa dirinya adalah Nabi.” ujar keduanya.
“Jika bukan karena menghormati engkau,” lanjut mereka, “sungguh kami sudah menyelesaikan persoalan ini dengan mudah.”
Keduanya pun meminta kepada Abu Bakar untuk menghentikan da’wah Muhammad.
“Karena engkau sudah kembali, engkaulah yang kami harapkan untuk menyelesaikannya.”
Laki-laki yang tak pernah menyembah berhala ini, akhirnya mencari tahu keberadaan Muhammad.
Abu Bakar juga penasaran dengan ‘ramalan’ orang sepuh yang ia temui di Yaman. Lelaki sepuh yang banyak mempelajarai kitab-kitab terdahulu ini berkata kepada Abu Bakar, “Jangan pernah berpaling dari kebenaran! Berpegang teguhlah pada jalan yang benar dan lurus. Takutlah kepada Allah dalam segala hal yang Dia anugerahkan kepadamu.”
Laki-laki tua juga menyampaikan bahwa saat-saat ini telah tiba waktunya turun seorang Nabi di Makkah yang berasal dari suku Quraisy. Selain menitipkan syair untuk diberikan kepada Rasul terpilih di Makkah, lelaki sepuh yang berasal dari kabilah Azd ini juga menyatakan bahwa Abu Bakar, kelak akan menjadi pengikut Nabi akhir zaman tersebut.
Setelah bertemu dengan Abu Bakar, Muhammad bin Abdullah langsung berkata, “Wahai Abu Bakar, aku adalah utusan Allah kepadamu dan kepada seluruh manusia. Maka berimanlah kepada Allah.”
“Bukti apa yang kau miliki?” jawab Abu Bakar
“Lelaki tua yang kau temui di Yaman.”
“Lelaki tua yang mana?”
“Lelaki tua yang menitipkan beberapa syair kepadaku.”
“Siapa yang memberitahumu tentang hal itu?”
“Malaikat yang mendatangi Nabi-Nabi sebelumku,” jawab Rasulullah yang mulia.
Mendengar keajaiban itu, Abu Bakar langsung bersyahadat. Kafir Quraisy kian kecewa. Orang penting dan terhormat yang diharapkan menghentikan da’wah Muhammad, kini justru masuk Islam dan menjadi pembelanya yang utama. [Mbah Pirman/Kisahikmah]