Siapa yang melakukan atau meninggalkan sesuatu karena Allah Ta’ala, maka Dia akan memberikan yang terbaik baik bagi hamba tersebut. Allahlah sebaik-baik pemberi balasan, dan tidak mungkin mengingkari janji-jani-Nya.
Puasa adalah perisai. Ia menjadi penghalang seseorang dari dosa dan siksa neraka. Bersama al-Qur’an, puasa menjadi amalan yang kelak bisa menjadi syafaat bagi pelakunya di Hari Kiamat. Saat bersaksi di hadapan Allah Ta’ala, kelak puasa berkata, “Ia telah menghalangi dirinya dari makan dan syahwat di siang hair,” lanjutnya seraya memohon, “maka izinkanlah aku untuk memberikan syafaat padanya.”
Mulut orang yang berpuasa, aromanya serasa kasturi. Para pelaku amalan ini, mendapatkan kebahagiaan dua kali: ketika tiba masanya untuk berbuka puasa, dan kelak saat diberi kesempatan untuk bertemu dengan Allah Ta’ala.
Pelaku puasa, baginya surga khusus bernama ar-Royan dan tak bisa dimasuki kecuali oleh mereka yang berpuasa. Selain itu, orang yang berpuasa, memberi makan (kepada orang lain), melunakkan perkataan, dan shalat ketika orang lain tidur, dalam hadits Imam Ahmad disebutkan, “Allah sediakan bagi mereka sebuah kamar di surga yang bagian luarnya terlihat dari dalamnya dan bagian dalam terlihat dari luarnya.”
Pelaku puasa juga dikhususkan pahalanya. Jika amalan lain dilipatkan pahalanya sebanyak sepuluh hingga tujuh ratus kali, pelaku puasa tidak demikian. “Puasa itu untuk-Ku,” kata Allah Ta’ala, “Dan Akulah yang akan membalasnya.”
Siapa yang berpuasa di bulan Ramadhan dengan iman dan berharap balasan dari Allah Ta’ala, maka Dia akan memberikan ampunan dosa-dosanya yang telah lalu.
Abu Umamah berkata, “Ya Rasulullah, perintahkanlah aku dengan suatu perintah yang dengannya Allah akan membrikan manfaat kepadaku.”
Jawab Nabi, “Hendaklah engkau berpuasa,” sebab, pungkas Nabi dalam riwayat Imam an-Nasa’i ini, “Sesungguhnya puasa itu tidak ada bandingannya.”
Siapa yang memberi makanan untuk berbuka atau makan sahur bagi pelaku puasa, janji Nabi sebagaimana diriwayatkan Imam at-Tirmidzi dari Zaid bin Khalid al-Juhani, “Ia akan mendapat pahala seperti orang yang melakukan puasa tanpa mengurangi sedikitpun pahala orang yang berpuasa.”
Di antara pahala lain yang amat agung, sebagaimana diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari dari Abu Sa’id, “Tidaklah seorang hamba berpuasa satu hari di jalan Allah, melainkan Allah akan menjauhkan wajahnya dari api neraka sejauh tujuh puluh musim karena puasanya itu.” [Pirman]