Kisah keajaiban sholat hajat ini terjadi pada masa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Ada seorang laki-laki yang menderita kebutaan, matanya tidak bisa melihat.
Tentu, kehilangan penglihatan adalah hal yang sangat memberatkan. Dunia tak terlihat. Mengenal benda di sekelilingnya hanya dengan meraba-raba dan mengenal orang dengan mengingat-ingat suaranya.
Maka ia pun datang menghadap Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Minta didoakan supaya sembuh.
“Wahai Rasulullah, berdoalah kepada Allah agar menyembuhkan penglihatan mataku.” Ia tahu, Rasulullah doanya maqbul. Senantiasa diijabahi Allah Subhanahu wa Ta’ala. Selalu dikabulkan-Nya.
Namun, Rasulullah tak langsung mengiyakan. Beliau menawarkan apakah ia mau bersabar dalam kondisi seperti itu. Hal yang sama juga beliau sampaikan kepada seorang sahabiyah yang minta didoakan sembuh dari penyakit epilepsi. Saat beliau menawarkan apakah mau didoakan agar sembuh atau mau bersabar dan mendapat kemuliaan di surga, sahabiyah tersebut memilih bersabar agar memperoleh surga. Tidak jadi minta didoakan sembuh, hanya minta didoakan agar saat epilepsinya kambuh tak sampai membuat auratnya terbuka.
“Wahai Rasulullah, hilangnya penglihatanku memberatkanku,” jawab lelaki itu. Ia benar-benar ingin matanya bisa melihat.
Rasulullah memahami keinginan sahabat di depannya itu. Lalu beliau pun mengajarkan sholat hajat dan doanya sebagaimana diriwayatkan Imam Tirmidzi dalam hadits berderajat hasan.
“Pergilah lalu berwudhulah, kemudian sholatlah dua rakaat, lalu ucapkanlah (doa):
اللَّهُمَّ إِنِّى أَسْأَلُكَ وَأَتَوَجَّهُ إِلَيْكَ بِنَبِيِّكَ مُحَمَّدٍ نَبِىِّ الرَّحْمَةِ يَا مُحَمَّدُ إِنِّى تَوَجَّهْتُ إِلَى رَبِّى بِكَ أَنْ يَكْشِفَ لِيْ عَنْ بَصَرِيْ اللَّهُمَّ شَفِّعْهُ فِىَّ وَ شَفِّعْنِيْ فِيْ نَفْسِيْ
“Ya Allah sesungguhnya aku memohon kepadaMu dan menghadap kepadaMu dengan Nabiku Muhammad, Nabi (pembawa) rahmat. Wahai Muhammad, sesungguhnya aku menghadap kepada Tuhanku denganmu agar Dia menyembuhkan penglihatanku. Ya Allah, terimalah syafaatnya padaku dan terimalah syafaatku pada diriku.”
Laki-laki itu pun pulang dan mengamalkan sholat hajat sebagaimana diajarkan Rasulullah serta membaca doa tersebut. Ajaib, matanya yang tadi buta kini menjadi sembuh. Ia bisa melihat. Dunia kembali terang benderang. Ia pun lebih mudah beribadah. Masya Allah… dengan izin-Nya, demikianlah dahsyatnya keajaiban sholat hajat.
Tata cara dan doa sholat hajat lengkap bisa dibaca di sholat hajat
Ketika mencantumkan hadits ini dalam Shahih at Targhib wat Tarhib, Syaikh Nasiruddin Al Albani menjelaskan bahwa arti “wa syaffi’nii fii nafsii” dalam doa sholat hajat itu adalah terimalah syafaatku pada diriku. Yang maksudnya: terimalah doaku. [Muchlisin BK/Kisahikmah]