Kisah ini nyata. Terjadi di Yogyakarta. Dikisahkan oleh Ustadz Salim A. Fillah dalam salah satu ceramahnya. Bertutur tentang keajaiban rezeki yang dialami sepasang aktivis dakwah. Allah Ta’ala memberikan kepada keduanya rezeki rumah dan mobil dengan cara yang tak pernah disangka-kira sebelumnya.
Beberapa hari dalam sepekan, di kontrakan suami-istri ini diadakan pengajian untuk anak-anak kecil sekitarnya. Sekadar mengajarkan cara membaca al-Qur’an dan membentuk kebiasaan berlomba dalam kebaikan. Majlis ilmu ini berjalan beberapa lama.
Namanya anak-anak, mereka sangat menggemari bermain. Suatu hari, beberapa di antara mereka membawa pewarna untuk menggambar. Sebab tak miliki media, anak-anak nan lugu itu menggambar di tembok kontrakan sepasang suami-istri ini. Pas mereka menggambar itu, si empunya kontrakan melihatnya. Dan, marah-marah. Anak-anak yang seharusnya diperlakukan dengan lembut itu malah dikasari dengan kata-kata nan melukai hati.
Tak tega, sang istri menangis. Sambil terisak, ia berkata, “Tega bener sih. Anak kecil dimarah-marahin. Padahal kan temboknya tinggal kita cat ulang.”
Merasa iba mendengar ungkapan istrinya, sang suami diam-diam berdoa kepada Allah Ta’ala, “Ya Allah, jika dengan memiliki rumah, anak-anak bisa belajar membaca al-Qur’an dengan nyaman, hamba tidak keberatan ya Allah jika Engkau berikan rumah.”
Waktu berjalan, keduanya masih mengontrak. Persis sekitar enam bulan kemudian, ada tetangga yang memanggilnya, “Mas, ini saya buatkan rumah. Pokoknya, harus Mas yang membelinya. Sebab, berkah bagi saya jika rumah ini digunakan untuk mengaji bagi anak-anak sekitar.”
“Tapi, Pak,” ujar si suami, ”kami belum punya uang.”
“Gak apa-apa, setengahnya dulu aja, sisanya dicicil,” ujar pemilik rumah bersemangat.
“Jangankan setengahnya, sepertiganya saja saya sudah keberatan, Pak,” kilahnya.
“Ya sudah,” simpul pemilik rumah, “berapa saja, asal yang beli Masnya.”
Dengan jumlah rezeki yang ada, akhirnya sepasang suami istri itu berhasil memiliki rumah sebagaimana pinta yang dipanjatkannya tempo hari. Dan, anak-anak pun semakin nyaman dalam belajar membaca al-Qur’an di rumah milik guru ngajinya itu.
Saat menceritakan kisah ini, Ustadz Salim A. Fillah mengingatkan tentang akhlak dalam berdoa. Katanya, dalam setiap permintaan yang kita panjatkan terkait harta, maka ada pertanyaan yang mesti dijawab tentang “Bagaimana mengupayakannya?” dan “Digunakan untuk apa?”
Pasalnya, banyak yang salah dalam memahami hal ini sehingga sangat berambisi dengan kekayaan dengan dalih yang dibuat-buat. [Pirman/Kisahikmah]