Rasulullah Saw menerima wahyu dari Allah Ta’ala melalui Malaikat Jibril ‘Alaihis Salam. Bermula dari Gua Hira’ saat beliau ber’uzlah, wahyu diturunkan secara berkala sesuai dengan situasi yang dialami Rasulullah Saw dan sahabatnya. Maka, al-Qur’an yang merupakan kumpulan firman Allah Ta’ala adalah jawaban atas semua persoalan hidup yang dialami umat manusia.
Wahyu diturunkan dengan banyak cara. Adakalanya langsung diberikan seperti wahyu pertama, ada yang disampaikan dari atas langit, dalam mimpi yang dialami Rasulullah Saw dan bentuk-bentuk lainnya sebagaimana tersebut dalam banyak riwayat shahih. Dalam riwayat lain dsebutkan pula, wahyu putus (selesai) setelah Rasulullah Saw mengingat apa yang dikatakan Malaikat Jibril. Terkadang wahyu disampaikan oleh malaikat yang menjelma sebagai seorang laki-laki.
Di antara banyaknya cara wahyu diturunkan, ada satu kondisi ketika wahyu itu berat diterima oleh Rasulullah Saw. Bahkan menjadi wahyu terberat. Al-Harits bin Hisyam bertanya kepada Rasulullah saw, “Wahai Rasulullah, bagaimana wahyu datang (diturunkan) kepadamu?”
Rasulullah Saw pun menjawab,
أَحْيَانًا يَأْتِينِي مِثْلَ صَلْصَلَةِ الْجَرَسِ وَهُوَ أَشَدُّهُ عَلَيَّ فَيُفْصَمُ عَنِّي وَقَدْ وَعَيْتُ مَا قَالَ وَأَحْيَانًا يَأْتِينِي الْمَلَكُ رَجُلًا فَيُكَلِّمُنِي فَأَعِي مَا يَقُولُ! قَالَتْ عَائِشَةُ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا وَلَقَدْ رَأَيْتُهُ يَنْزِلُ عَلَيْهِ الْوَحْيُ فِي الْيَوْمِ الشَّدِيدِ الْبَرْدِ فَيَفْصِمُ عَنْهُ وَإِنَّ جَبِينَهُ لَيَتَفَصَّدُ عَرَقًا
“Terkadang wahyu datang kepadaku seperti dering lonceng,” demikian sabda Nabi sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Bukhari, “dan itu yang sangat berat bagiku.”
Masih dalam riwayat yang sama, ‘Aisyah menuturkan, “Sungguh, aku telah melihat turunnya wahyu pada hari yang sangat dingin.” Lanjutnya sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Bukhari, “Maka di kala wahyu putus (selesai),” demikian juga oleh Imam Ahmad, “dahi Nabi Saw bercucuran keringat.”
Demikianlah kondisi Rasulullah Saw ketika menerima wahyu. Bahkan beliau berkeringat saat wahyu turun di musim dingin. Selain persoalan teknis terkait cara turunnnya wahyu, berkeringatnya Rasulullah Saw juga terjadi karena beratnya muatan yang terkandung dalam wahyu tersebut.
Sebagaimana disebutkan dalam riwayat lain, Rasulllah Saw banyak beruban karena kandungan yang terdapat dalam surah Hud.
Allahumma shalli ‘ala sayyidina Muhammad wa ‘ala ali Muhammad. [Pirman]