Diriwayatkan oleh Imam Ahmad bin Hanbal, Abu Dawud, Ibu Majah dan Tirmidzi, para sahabat keluar pada malam hari saat hujan turun, keadaan pun gelap. ‘Abdullah bin Habib al-Juhani mencari Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam untuk menjadi imam shalat. Setelah ketemu, Rasulullah bersabda, “Bacalah!” hingga tiga kali. Tanya, ‘Abdullah bin Habib, “Ya Rasulullah, apa yang harus saya baca?”
Jawab Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam sebagaimana dikutip oleh Syeikh Ibnu Muflih al-Maqdisi dalam Agar Tidak Terpedaya Setan, “Qulhuwallahu Ahad dan Mua’awidzatain (surat al-Falaq dan an-Naas) di pagi dan petang hari, masing-masing tiga kali.” Dengan membaca tiga surat itu, jelas Rasulullah, “Dia akan mencukupimu dari segala sesuatu.”
Selain ketiga surat agung di atas, ada juga ayat lain yang jika dibaca bisa mencukupi pembacanya. Hal ini disimpulkan dari hadits yang diriwayatkan oleh Muttafaq ‘Alaih dari Abu Mas’ud al-Anshari, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, “Barangsiapa membaca dua ayat terakhir dari surat al-Baqarah, dia akan mencukupinya.”
Terkait makna kata ‘mencukupinya’, dalam riwayat lain disebutkan, “Mencukupinya dari shalat malam.” Sedangkan ulama lainnya mengatakan, “Kedua ayat tersebut mencukupinya dari kejahatan setan sehingga dia tidak punya kekuasaan atasnya.”
Hal ini dikuatkan dengan sebuah hadits yang diriwayatkan secara marfu’, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, “Sesungguhnya Allah Ta’ala menulis sebuah kitab dua ribu tahun sebelum menciptakan langit dan bumi. Lalu, Dia menurunkan darinya dua ayat yang dijadikan-Nya penutup surat al-Baqarah. Barangsiapa membaca (dua ayat tersebut) di rumahnya, setan tidak akan mendekati rumahnya selama tiga malam.”
Mari dawamkan bersama. Mari jadikan ketiga surat agung di atas dan dua ayat mulia ini sebagai salah satu dzikir harian kita. Sebab, setan selalu mengintai dan akan langsung masuk ke dalam hati seorang hamba yang lalai dari mengingat-Nya.
آمَنَ الرَّسُولُ بِمَا أُنزِلَ إِلَيْهِ مِن رَّبِّهِ وَالْمُؤْمِنُونَ ۚ كُلٌّ آمَنَ بِاللَّهِ وَمَلَائِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ لَا نُفَرِّقُ بَيْنَ أَحَدٍ مِّن رُّسُلِهِ ۚ وَقَالُوا سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا ۖ غُفْرَانَكَ رَبَّنَا وَإِلَيْكَ الْمَصِيرُ
“Rasul telah beriman kepada al-Qur’an yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya. Demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. (Mereka mengatakan), ‘Kami tidak membeda-bedakan antara seseorang pun (dengan yang lain) dari rasul-rasul-Nya’, dan mereka mengatakan, ‘Kami dengar dan kami taat.’ (Mereka berdoa), ‘Ampunilah kami ya Tuhan kami dan kepada Engkaulah tempat kembali.'” (Qs. al-Baqarah [2]: 285)
لَا يُكَلِّفُ اللَّهُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَهَا ۚ لَهَا مَا كَسَبَتْ وَعَلَيْهَا مَا اكْتَسَبَتْ ۗ رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذْنَا إِن نَّسِينَا أَوْ أَخْطَأْنَا ۚ رَبَّنَا وَلَا تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الَّذِينَ مِن قَبْلِنَا ۚ رَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلْنَا مَا لَا طَاقَةَ لَنَا بِهِ ۖ وَاعْفُ عَنَّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا ۚ أَنتَ مَوْلَانَا فَانصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ
“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan mendapatkan siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (Mereka berdoa), ‘Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri maaflah kami, ampunilah kami, dan rahmatilah kami. Engkaulah Penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir.'” (Qs. al-Baqarah [2]: 286) [Pirman/Kisahikmah]