Na’udzubillah… Terulang Kembali; Ayah Mewariskan Zina ke Anaknya

0

Allah Ta’ala sudah memerintahkan agar kita, sebagai suami-pemimpin dalam rumah tangga-senantiasa menjaga diri dan keluarga dari dahsyatnya siksa api neraka. Menjaga diri dari neraka yang bahan bakarnya adalah batu dan manusia, di dalamnya ada malaikat siksa yang tidak pernah menafikan apa yang diperintahkan oleh Allah Ta’ala kepadanya.

Satu di antara sekian cabang dari perintah menjaga diri dan keluarga dari siksa neraka adalah dengan menjauhi zina. Sebab zina adalah seburuk-buruknya jalan, pangkal kekusaman dan kesuraman dalam hidup, sebab utama sengsara di dunia dan siksa di neraka. Na’udzubillah.

Khusus untuk dosa zina, Imam asy-Syafi’i yang bergelar Penolong Sunnah pernah menyampaikan nasihat agung yang amat berharga. Beliau menjelaskan, zina adalah dosa yang diwariskan. Tidaklah seseorang melakukan zina, terang beliau, kecuali ada anggota keluarga senasab yang kelak menjadi pelaku zina serupa, atau dizinai oleh orang lain.

Innalillahi…

Bukankah ini peringatan yang sangat dahsyat dan cukup membuat buluk kuduk berdiri karenanya?

Yuyun, semoga Allah Ta’ala mengampuni dosanya dan menerima amal shalihnya, menjadi buah bibir akhir pekan lalu lantaran menjadi korban zina. Dizinai oleh dua belas orang. Semua pelakunya berumur di bawah dua puluh tahun. Beberapa di antaranya adalah kakak kelas di sekolahnya. Masing-masing mereka menzinai berkali-kali, bahkan ketika almarhumah telah meregang nyawa.

Lebih mengenaskan saat kita mendapati fakta, beberapa di antara pelaku pernah ditangkap dan diadili lantaran melakukan kejahatan serupa dengan orang lain pada hari-hari yang lalu. Berarti, di antara mereka sudah melakukan zina lantaran kecanduan, atau tiadanya rasa penyesalan di dalam nuraninya sebagai manusia. Na’udzubillah.

Lebih mencengangkan lagi, salah satu pelaku yang masih diburu merupakan anak dari salah satu pelaku zina yang terkenal di daerah itu. Si ayah pernah menzinai anak kandungnya hingga menikah dan melahirkan anak. Dan anak si ayah tersebut, mewarisi keburukan ayahnya dengan menzinai korban tak berdosa, setelah sebelumnya juga ketahuan melakukan tindakan tidak manusiawi ini.

Tidakkah kita mengambil pelajaran berharga dari fakta mencengangkan ini? Tidakkah kita bergegas membuka mata hati atas nasihat yang disampaikan oleh Imam asy-Syafi’i dan telah terbukti kebenarannya ini?

Tidakkah kita benar-benar berniat menjaga diri dari zina, pun dari zina pandangan, dengan niat agar tidak ada anak kita yang lakukan zina serupa atau agar anak-anak perempuan kita tidak dizinai oleh pandangan laki-laki yang senantiasa mengumbar pandangannya.

Ya Allah, ampuni kami. Jaga kami dari zina dan seluruh bahayanya. Aamiin.

Wallahu a’lam. [Pirman/Kisahikmah]

Artikel sebelumnyaKoh Ahok, Tolong Sempatkan Baca Ulasan Berikut
Artikel berikutnyaKMHP; Ketika Mbah Hasan Pergi