Di akhir zaman ini, pola pertemanan menjadi semakin luas tanpa batas. Pertemanan tidak hanya terbatas di dunia nyata, tetapi semakin meluas dan melebar ke dunia maya.
Di era ketika pertemanan dan pergaulan tanpa batas ini, nasihat Hujjatul Islam Imam al-Ghazali sangat patut kita renungi dan amalkan, secara umum di dunia nyata dan secara khusus dalam bermedia sosial.
Imam al-Ghazali membagi teman ke dalam tiga kelompok.
Pertama, teman untuk akhirat. Ia merupakan pribadi dengan tingkat keimanan dan ketaqwaan yang sangat berkualitas.
Oleh sang Imam, teman golongan pertama ini diibaratkan dengan makanan yang baik, halal dan diberkahi. Ia harus senantiasa dikonsumsi agar menguatkan fisik, membuat pikiran cemerlang, dan menghadirkan sinar di dalam hati.
Meski jumlah teman jenis ini sangat sedikit, kita harus benar-benar berupaya untuk memperbanyaknya.
Kedua, teman untuk dunia. Ia hanya memiliki sifat yang baik, tapi tiada iman dan taqwa di dalam dirinya. Kebaikan yang dia miliki merupakan bentukan lingkungan dan budaya. Bukan dilandasi iman dan taqwa kepada Allah Ta’ala.
Mereka diibaratkan dengan obat-obatan yang hanya dibutuhkan seketika, saat sakit. Obat harus dikonsumsi sesuai dosis. Jangan berlebih-lebihan karena akibatnya bahaya. Bahkan jika tidak sakit, seseorang dilarang meminum obat.
Ketiga, teman yang merugikan. Ialah benalu yang tidak memberikan manfaat di dunia dan tidak pula menambahkan kebaikan di akhirat. “Engkau harus waspada agar bisa selamat dari kejahatan, fitnah, dan keburukannya.” tutur Imam al-Ghazali Rahimahullahu Ta’ala dalam Bidayatul Hidayah.
“Perumpaan mereka,” lanjut laki-laki shalih yang menulis Ihya’ ‘Ulumuddin ini, “seperti penyakit. Bukan hanya tidak dibutuhkan, mereka terkadang (bahkan seringkali) menyengsarakan orang lain. Mereka tidak ada gunanya sama sekali. Harus dihindari.”
Hendaknya wasiat agung ini kita amalkan di dalam kehidupan nyata dan maya. Mari menilai dengan jujur dan melihat profil teman-teman kita. Jika ia termasuk golongan pertama, perbanyaklah jumlahnya dan ambillah sebanyak mungkin hikmah darinya.
Jika teman kita termasuk golongan kedua, diamkan saja dan datangi ketika butuh. Dan siapa saja yang termasuk golongan ketiga, jangan segan-segan untuk meremove-nya dari daftar pertemanan Anda.
Wallahu a’lam. [Pirman/Kisahikmah]