Ulama yang Diarak dan Dilempari dengan Sampah oleh Orang-orang Bodoh

0
ilustrasi @nasional.republika
ilustrasi @nasional.republika
ilustrasi @nasional.republika

Di dunia ini, mereka yang dekat dengan Allah Swt sekalipun, seringkali mendapatkan perlakuan tidak adil dan tidak mausiawi. Meski Allah Swt ridha kepada mereka, tak sertamerta manusia di zamannya dan zaman setelahnya ridha kepada mereka. Satu hal yang pasti: kemuliaan mereka tak berkurang sedikit pun lantaran hinaan dan cacian umat pada zamannya itu.

‘Alim yang satu ini bernama Syamsudin Abu ‘Abdullah Muhammad bin Abi Bakar bin Ayyub bin Sa’d az-Zawi’ ad-Dimasyqi. Beliau dilahirkan pada tahun 691 Hijriyah. Merupakan sosok yang amat mencintai ilmu dan lekat dengan madzhab Imam Ahmad bin Hanbal.

Diantara bidang keilmuan yang beliau kuasai adalah ilmu tafsir, ushuluddin, hadits, fikih, ushul fikih, bahasa arab, ilmu kalam, nahwu dan sebagainya. Beliau menguasai bidang-bidang tersebut hingga ke bagian terdalamnya, bukan hanya di permukaan. Diantara kelebihannya, beliau sangat teliti dalam mencocokkan antara hukum sebuah amal dengan hadits yang menjadi dasar dari perbuatan tersebut.

Selain itu, sosok yang dikenal dengan Ibnul Qayyim al-Jauziyah ini amat piawai dalam ilmu suluk (akhlak). Sehingga, beliau menjadi ulama yang tak sombong, menghargai perbedaan pendapat dan amat mampu berbuat dengan hikmah terhadap orang yang berseberangan pendapat dengannya. Selain itu, beliau juga menguasai perkataan-perkataan ahli tasawuf dan penjelasan-penjelasannya.

Imam Ibnul Qayyim adalah murid langsung dari Imam Ibnu Taimiyah yang dikenal dengan hujjatul Islam. Beliau hampir mewarisi semua ilmu gurunya ini, termasuk dalam ketajaman pena. Guru dan murid ini harum namanya melalui kitab-kitab yang amat mencerahkan jiwa dan pikiran kaum muslimin lintas generasi.

Selain Ibnu Taimiyah, yang menjadi guru beliau adalah ayahnya sendiri yang bernama Qayyim al-Jauziyah Abu Bakar bin Ayyub, Al-Qadhi al-Badr bin Ibrahim bin Jama’ah al-Kinani, Abu al-Ma’ani az-Zamalkani dan sebagainya.

Sedangkan sosok-sosok yang menjadi murid-murid beliau adalah al-Hafizh Ibnu Katsir ‘Imaduddin Abul Fidaa, Imam Abu al-Faraj Ibnu Rajab, Ibnu Abdul Hadi al-Muqaddasi dan banyak lagi selainnya.

Beliau menulis ratusan kitab yang menjadi rujukan kaum muslimin hingga kini. Diantara yang paling monumental adalah Madarijus Salikin, Zadul Ma’ad, Al-Bidayah wan-Nihayah, Thibun Nabawi, dan lain-lain.

Sebagai umumnya seorang dai pembawa kebenaran, sepanjang hidupnya, sosok ini sering mendapat caci maki, celaan dan ekspresi kebencian dari orang-orang yang tak sepakat dengan pemikiran dan keilmuannya. Bahkan dsisebutkan dalam sebuah riwayat, beliau dan gurunya (Ibnu Taimiyah) pernah diarak dengan diikiat di atas kuda sembari dilempari sampah oleh orang-orang bodoh nan pandir yang mengaku sebagai sosok yang berilmu karena memiliki kekuasaan.

Semoga Allah Swt merahmatinya, melapangkan kuburnya dan menempatkannya di dalam taman-taman surga-Nya. Aamiin.

Artikel sebelumnyaKorupsi, Dosa Terbesar Setelah Syirik
Artikel berikutnyaKepala Negara Ini Menggaji Pegawai Lebih Besar Darinya