Di dalam Tarbiyah Jihadiyah, Dr Abdullah Azzam mengingatkan kepada kaum muslimin akan wajibnya membela agama Allah Ta’ala dari segela jenis serangan musuh-musuh-Nya. Jihad berfungsi sebagai sarana melindungi agama yang paling efektif, juga meninggikannya.
Dalam mengingatkan kaum muslimin, selain menggambarkan kondisi medan jihad yang dipenuhi dengan ujian dengan kisah-kisah yang membangkitkan jiwa, beliau juga menyebutkan upaya-upaya busuk yang dilakukan oleh musuh-musuh Islam. Pasalnya, selain menggunakan serangan fisik, musuh-musuh Islam juga menyerang melalui banyak bidang, termasuk makanan, gaya hidup, pemikiran, dan sebagainya.
Yang tak kalah pentingnya, agar kaum muslimin senantiasa bersemangat dalam berdakwah dan memperjuangkan agama Allah Ta’ala, tersedia bonus sangat agung yang dijanjikan kepada siapa yang sungguh-sungguh dan benar-benar berjihad di jalan Allah Ta’ala.
Diriwayatkan oleh Imam an-Nasa’i, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda, “Ribath (berjaga-jaga dari ancaman musuh) sehari di jalan Allah Ta’ala lebih baik daripada seribu hari di tempat lain.”
Kemudian ketika kondisi negeri kaum muslimin berada dalam ancaman musuh, dan tak ada lagi alasan untuk menghindari jihad secara fisik, dengan pilihan dihancurkan atau membela diri, maka keutamaan itu akan semakin bertambah agung.
“Berdiri sesaat dalam barisan pasukan,” demikian disabdakan oleh Rasulullah dalam riwayat Imam Ibnu Asakir yang dikutip dari kitab Shahih al-Jami’ ash-Shaghir, “untuk berjihad (di jalan Allah Ta’ala) lebih baik daripada shalat malam selama enam puluh tahun.”
Pasalnya, ketika kondisi mencekam, kemudian musuh sudah mengepung dari berbagai penjuru, jihad menjadi wajib dan shalat malam tetap sunnah. Alhasil, berjihad di jalan Allah Ta’ala bersama kaum muslimin menjadi lebih utama.
Ketika menang dalam jihad akan dijanjikan kemuliaan hidup sebab merdeka dalam menjalankan semua aturan-aturan Allah Ta’ala, maka tatkala syahid di jalan-Nya; Dia telah menjanjikan pahala yang amat agung. Setidaknya, ada tujuh keutamaan yang diberikan kepada siapa yang syahid dalam membela agama-Nya.
Tujuh hal itu sebagaimana disabdakan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan at-Tirmidzi adalah sebagai berikut:
- Diampuni dosanya sejak pertama kali darahnya mengalir
- Melihat tempat duduknya di surga
- Diselamatkan dari azab kubur
- Aman dari ketakutan di Hari Kiamat
- Diberikan mahkota kewibawaan dari Yaqut yang lebih indah dari dunia dan seisinya
- Bisa memberikan syafaat kepada tujuh puluh orang dari keluarganya
- Dinikahkan dengan tujuh puluh dua bidadari surga
Amitnaa ‘alaa syahaadati fii sabiilik. Inna ni’mal maula wa ni’man nashir. [Pirman]