Para ulama salaf menyebutkan bahwa setengah Firman Allah Ta’ala dalam ayat ini merupakan inti dari semua ilmu kesehatan.
“Dan makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan.” (Qs. al-A’raf [7] ayat 31)
Di dalam ayat ini terkandung hikmah yang sangat besar terkait makan dan minum. Ialah dua aktivitas yang dilakukan oleh seorang manusia lebih dari satu kali dalam sehari. Tengoklah, saking dibutuhkannya, makan dan minum ini menjadi bisnis yang amat luas pasarnya.
Imam Ibnu Katsir menjelaskan ayat ini dengan mengutip hadits riwayat Imam al-Bukhari Rahimahullahu Ta’ala dari sahabat mulia ‘Abdullah bin ‘Abbas Radhiyallahu ‘anhu, “Makan dan berpakaianlah sesuka kalian, asalkan kalian terhindar dari dua sifat; berlebih-lebihan dan sombong.”
Jangan berlebih-lebihan. Jangan sombong.
Betapa dua hal ini banyak dilanggar oleh kaum Muslimin dalam hal makan dan minum? Banyak orang berlomba-lomba makan di banyak lokasi dengan memenuhi nafsu dan hasrat kesombongannya; gengsi.
Selain makan banyak dengan harga semahal mungkin, lokasi pun menjadi kebanggaan. Dipamerkan sedemikian rupa. Berkeliling ke berbagai lokasi. Hanya untuk makan dan minum, lalu sibuk mengisahkannya kepada orang lain. Padahal, ada begitu banyak umat manusia yang sudah makan sampai kelaparan.
Imam Ibnu Katsir juga mengutip riwayat Imam Ahmad bin Hanbal, Imam an-Nasa’i, dan Imam Ibnu Majah Rahimahumullahu Ta’ala saat menjelaskan ayat 31 surat al-A’raf ini dalam Tafsir al-Qur’an al-‘Azhim, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam bersabda;
“Makan, minum, berpakaian, dan bersedekahlah kalian dengan tidak sombong dan tidak berlebih-lebihan. Karena sesungguhnya, Allah Ta’ala menyukai melihat nikmat-Nya tampak pada hamba-Nya.”
Inilah fakta yang tidak bisa dipungkiri. Inilah sunnah makan dan minum yang dilupakan, bahkan diingkari oleh sebagian kaum Muslimin. Berkelilinglah di kota-kota besar, di jalanan maupun di pusat-pusat perbelanjaannya; maka Anda akan mendapati betapa hadits ini amat nyata kebenarannya.
Banyak kaum Muslimin yang makan dan minum secara berlebihan. Mereka juga sombong dengan menyempatkan waktu sesering mungkin berkeliling, hanya untuk mencari makanan yang ujungnya hanyalah kotoran.
“Tidaklah Anak Adam mengisi suatu bejana yang lebih buruk daripada perutnya sendiri. Cukuplah bagi Anak Adam beberapa suap makanan untuk menegakkan tulang punggungnya. Jika ia memang harus melakukannya, maka sepertiga untuk untuk makanannya, sepertiga untuk minumannya, dan sepertiga untuk nafasnya (udara).”
Jangan berlebih-lebihan. Sebab Allah Ta’ala dan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam tidak menyukainya.
Wallahu a’lam. [Pirman/Kisahikmah]
*Tafsir Ibnu Katsir lengkap bisa dibeli di 085691479667