Siapakah yang tidak membutuhkan pertolongan Allah? Terlebih orang-orang mukmin di tengah-tengah kehidupan yang semakin penuh tantangan ini. Tak mungkin bisa kita mengandalkan kekuatan kita, sebab kita memang lemah. Tak mungkin bisa kita mengandalkan sumber daya kita, sebab semuanya terbatas.
Bahkan orang-orang beriman sejak zaman terdahulu juga kalah secara hitungan matematis saat bicara kekuatan dan sarana prasarana. Bukankah Nabi Ibrahim terlihat lebih lemah secara kekuatan dan kekuasaan melawan Namrudz dan para pengikutnya? Bukankah Nabi Musa sampai dikejar-kejar oleh Fir’aun dan bala tentaranya? Bukankah Nabi Muhammad diburu saat hijrah sehingga mengambil jalan alternatif dan bersembunyi di gua Tsur?
Pun saat eksistensi umat Islam tegak di Madinah. Pasukan Badar hanya berjumlah sepertiga dari pasukan kafir Quraisy dengan persenjataan yang lebih sederhana? Pasukan muslim saat Perang Uhud malah hanya seperempat dibandingkan tentara kaum musyrikin. Seluruh pasukan Islam di Madinah tak lebih dari sepertiga pasukan Ahzab.
Namun, Allah menolong hamba-hambaNya yang beriman. Ibrahim tak mati terbakar api. Musa berhasil membawa kaumnya menyeberangi lautan sedangkan Fir’aun dan bala tentaranya tenggelam. Rasulullah Muhammad senantiasa dilindungi Allah; pasukan badar menang, perang uhud memang bisa dikatakan kalah, namun setelah itu umat Islam selalu dimenangkan Allah hingga Makkah pun futuh.
Apa rahasia datangnya pertolongan Allah pada mereka? Di antaranya adalah shalat tahajud.
Allah memfirmankan tentang rahasia pertolongan-Nya.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلَاةِ إِنَّ اللَّهَ مَعَ الصَّابِرِينَ
Wahai orang-orang yang beriman, mintalah pertolongan kepada Allah dengan sabar dan shalat. Sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar. (QS. Al Baqarah)
Setelah menegakkan shalat lima waktu, para sahabat adalah orang-orang yang paling rajin shalat malam. Sehingga Allah mensifati mereka tatajaafa junuubuhum ‘anil madlaaji’ (lambung mereka jauh dari tempat tidur).
Saat Muhammad Al Fatih menaklukkan Konstantinopel, ia memilih pasukannya sebagai pasukan khusus, dengan kriteria di antaranya adalah shalat tahajud alias qiyamu lail.
Shalat tahajud juga merupakan kunci kemuliaan. Siapa pun orang mukmin yang menginginkan kemuliaan di sisi Allah, lantas Allah memberinya kemuliaan di dunia dan akhirat, hendaknya ia tidak meninggalkan shalat tahajud.
وَمِنَ اللَّيْلِ فَتَهَجَّدْ بِهِ نَافِلَةً لَكَ عَسَى أَنْ يَبْعَثَكَ رَبُّكَ مَقَامًا مَحْمُودًا
Dan pada sebagian malam hari bertahajudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu; Mudah-mudahan Tuhanmu mengangkat kamu ke tempat yang terpuji. (QS. Al Israa’: 79)
Abdullah bin Umar radhiyallahu ‘anhuma pernah dipuji sekaligus diingatkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, “Sebaik-baik hamba adalah Abdullah, jika ia shalat malam.” [Muchlisin BK/Kisahikmah.com]