Dilihat dari asal katanya, setan bermakna jauh. Ialah segala sesuatu yang jauh dari keshalihan dan kebaikan. Setan terdiri dari golongan jin (yang tersembunyi) dan manusia yang terindra. Karenanya, Allah Ta’ala perintahkan kita untuk meminta perlindungan dari bisikan setan jenis jin dan manusia sebagaimana dijelaskan dalam surat an-Naas.
Ayat lain yang menguatkan setan dari jenis manusia adalah firman Allah Ta’ala di dalam surat al-Baqarah [2] ayat 14; “Dan jika mereka (orang munafiq) bertemu dengan orang yang beriman, mereka akan mengatakan, ‘Kami telah beriman’. Dan jika mereka kembali kepada setan-setan (orang munafiq yang memiliki pendirian serupa dengan) mereka, mereka (orang munafiq) berkata, ‘Sesungguhnya kami bersama kalian. Sesungguhnya kami hanya mengolok-olok (orang yang beriman).’”
Senjata utama yang digunakan oleh kedua jenis setan ini adalah bisikan yang diarahkan ke dalam dada (hati) manusia. Bisikan-bisikan itu dilakukan terus-menerus hingga menjadi syahwat yang melenakkan. Setelahnya, mereka akan senantiasa membisiki agar syahwat itu menjadi tekad yang kuat. Terus seperti itu, hingga keburukan yang dibisikkan benar-benar dilakukan oleh manusia.
Setelah berhasil menjerumuskan untuk yang pertama kali, setan semakin bersemangat hingga manusia menjadi langganan melakukan keburukan. Dan, setan akan bersiap siaga agar targetnya itu mati dalam keadaan kufur.
Maka waspadalah dengan segala jenis godaan setan. Pun setan yang berasal dari kalangan manusia. Pasalnya, Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menyebutkan bahwa setan dari kalangan manusia ini lebih berbahaya dari setan jenis jin yang tak terlihat.
“Hai Abu Dzar,” perintah Nabi suatu ketika, “mintalah perlindungan kepada Allah Ta’ala dari godaan setan jenis jin dan manusia.”
“Ya Rasulullah,” tanya Abu Dzar al-Ghifari sebagaimana diriwayatkan secara shahih oleh Imam Ahmad bin Hanbal dan Imam Ibnu Hibban, “apakah ada setan dari jenis manusia?”
“Ada.” Jelas Nabi seraya menegaskan, “Bahkan ia lebih jahat dari setan bangsa jin.”
Syeikh Ibnu Muflih al-Maqdisi menjelaskan, ada dua hal yang bisa dilakukan untuk menghindarkan diri dari godaan setan jenis manusia. Pertama, dengan menghindarinya dan tidak coba-coba mendekatinya. Kedua, dengan meminta pertolongan dan perlindungan dari Allah Ta’ala. Sebab, Dia-lah yang Maha Menolong.
Saat kita hidup di akhir zaman ini, setan dari bangsa manusia akan semakin mudah ditemui. Mereka bertebaran di muka bumi memasarkan zina, maksiat, kebohongan, kesombongan, aurat, korupsi, nepotisme, dan berbagai jenis keburukan lainnya.
Pun, sosok laki-laki atau perempuan yang saat ini menjadi pacar Anda sebelum menikah, maka ia bisa jadi bermakna setan. Sebab, dia membisiki dan mengajak Anda untuk melakukan keburukan berupa mendekati dan berakrab diri dengan zina. Na’udzubillahi min dzalik. [Pirman/Kisahikmah]