Lanjutan dari Rutinkan Amalan Ini, Insya Allah Kita Selamat dari Siksa Kubur (2)
Silaturahim
Bentuk silaturahim sangat banyak. Seperti memberikan harta saat berkunjung, membantu orang yang lemah dan orang yang membutuhkan, mengunjungi pada acara-acara tertentu, mengucapkan dan menyampaikan salam saat bertemu, korespondensi melalui surat maupun surat elektronik, menghubungi lewat telepon atau media sosial, dan lain sebagainya.
Orang yang bersilaturahim karena mengharapkan pahala dari Allah Ta’ala, baginya umur yang panjang, rezeki tiada terbatas, dan dihindarkan dari berbagai jenis bahaya.
Amar Ma’ruf dan Nahi Munkar
Mengajak pada kebaikan dan melarang dari kemungkaran. Ajak diri sendiri, keluarga, masyarakat, dan kaum Muslimin untuk saling membantu, meringankan beban, dan berbagi kebaikan. Ajak mereka untuk senantiasa melakukan amal shalih tanpa melihat besar dan kecilnya. Sebab amalan akan diakumulasikan. Tidaklah sebuah amal terhitung besar, kecuali karena dikerjakan sesering mungkin sesuai aturan syari’at.
Demikian pula dengan mencegah dari perbuatan buruk dan munkar. Mulailah dari diri sendiri, keluarga, masyarakat, dan kaum Muslimin. Sebab padi yang subur memang harus diamankan dari rumput dan hama, tidak hanya disirami dan diberi pupuk.
Akhlak yang Baik
Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam diutus untuk menyempurnakan akhlak umat manusia. Akhlak merupakan jaminan keselamatan. Siapa mulia akhlaknya, baginya surga dan berbagai jenis kebaikan dunia. Sedangkan orang yang buruk perangainya, tiada balasan baginya kecuali kesialan hidup dan kelak menikmati pedihnya siksa neraka.
Ada ahli maksiat yang diampuni dosanya karena satu akhlak baik diiringi keikhlasan saat mengerjakannya. Ada juga ahli ibadah yang dijebloskan ke dalam api neraka karena bersikap jahat kepada binatang dan sesama manusia.
Takut kepada Allah Ta’ala
Takut kepada Allah Ta’ala membuat seorang hamba semakin mendekat kepada-Nya. Takut kepada Allah Ta’ala membuat seorang hamba sangat berhati-hati saat hendak melakukan berbagai jenis perbuatan.
Orang beriman akan merasa takut saat melakukan amalan ketaatan. Takut jika amalnya tidak diterima. Takut jika tidak ikhlas. Alhasil, dia akan benar-benar menjaga dirinya agar melakukan amalan sebaik mungkin.
Orang yang beriman juga merasa takut andai ia menjadi sasaran siksa di dunia dan akhirat. Sebab dalam pemikirannya, amalnya belum sempurna hingga terus-menerus memperbaiki diri.