Saat Peristiwa Ini Terjadi, Setan Berseru Celaka dan Binasa seraya Menaburkan Tanah di Kepalanya

0
@aguskhaidir

Disebutkan dalam riwayat ‘Abdullah bin Ahmad bin Hanbal, Imam ath-Thabrani, Imam Abu Dawud, dan Imam adh-Dhiya’, Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam tersenyum. Saat ada sahabat bertanya, beliau melihat iblis tengah berseru kecelakaan dan kebinasaan atas diri mereka seraya menaburkan tanah di atas kepalanya.

Kapankah peristiwa ini terjadi?

Pada suatu sore di ‘Arafah, Nabi Shalllallahu ‘Alaihi wa Sallam senantiasa memanjatkan doa agar Allah Ta’ala memberikan ampunan dan rahmat kepada seluruh umatnya. Terus menerus berdoa, hingga Allah Ta’ala berfirman sebagaimana diriwayatkan dari al-‘Abbas bin Mirdas, “Aku telah mengabulkannya. Hanya saja seabagian mereka telah menzhalimi lainnya. Adapun dosa antara dirinya dengan Diri-Ku telah Kuampuni.”

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam pun kembali berdoa. Beliau berkata, “Ya Allah, sesungguhnya Engkau Berkuasa memberikan kebaikan kepada orang yang dizhalimi sebagai ganti kezhaliman terhadapnya. Lalu Engkau mengampuni orang yang berbuat zhalim kepadanya.”

Di saat mengatakan kalimat ini, masih dalam riwayat yang sama dan dikutip oleh Syeikh Ibnu Muflih al-Maqdisi ini, “Allah Ta’ala tidak menjawab sedikit pun pada petang itu.”

Keesokan harinya, saat berada di Muzdalifah, beliau melanjutkan doa. Tak lama kemudian, Allah Ta’ala pun berfirman, “Aku telah mengampuninya.” Jawaban Allah Ta’ala itu membuat beliau tersenyum. Hingga, ada sahabat yang bertanya, “Ya Rasulullah, Anda tersenyum ketika senyuman tidak diperbolehkan ketika itu?”

“Aku,” jawab Nabi, “tersenyum karena melihat musuh Allah Ta’ala, Iblis (terlaknat).” Kemudian yang membuat beliau tersenyum adalah, “Tatkala mengetahui bahwa Allah Ta’ala telah mengabulkan permohonanku, dia menyerukan kecelakaan dan kebinasaan sambil menaburkan tanah ke kepalanya.”

Iblis dan bala tentaranya adalah musuh yang amat nyata bagi kaum Muslimin. Karena hal itu pula, Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mewasiatkan umatnya agar waspada dengan terus menerus meminta perlindungan kepada Allah Ta’ala. Sebab, Dialah sebaik-baik Pelindung dan Pembela.

Di antara kalimat memohon perlindungan yang paling ampuh adalah bacaan ta’awwudz, basmalah, ayat-ayat al-Qur’an, dan doa-doa shahih yang tersebut dalam hadits Nabi. Semoga Allah Ta’ala melindungi kita dari godaan setan yang terkutuk. Aamiin. [Pirman/Kisahikmah]

Artikel sebelumnyaMengapa Setan Mewujud sebagai Syeikh dari Nejd?
Artikel berikutnyaDua Hari yang Membuat Setan Merasa Amat Hina, Marah, Rendah, dan Terusir