Rasulullah Melihat Sahabat Ini Berkeliling Surga

0
ilustrasi
ilustrasi
ilustrasi

Bahagianya mereka yang dijanjikan surga. Beruntunglah siapa yang dimudahkan dalam beramal agar layak mewarisi tempat terbaik itu. Amatlah membahagiakan bagi mereka yang terjamin surga, padahal sosoknya saat itu masih hidup di dunia.

Dalam parade kehidupan rabbani Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dan para sahabatnya, banyak sekali didapati riwayat-riwayat mulia yang menjelaskan hal itu. Banyak di antara sahabat Nabi yang syahid di medan jihad, kemudian Nabi menyebutkan bahwa ia telah masuk ke dalam surga, berkeliling di dalamnya, dan bersenang-senang bersama bidadari.

Sosok yang satu ini turut serta dalam perang Badar. Ia menyumbang saham amat signifikan dalam kemenangan kaum muslimin kala itu. Dengan harapan syahid, sahabat tersebut masih dikaruniai kehidupan nan mulia hingga akhirnya bergabung dengan kafilah perang Uhud beberapa tahun kemudian.

Dalam perang Uhud, harapannya menjadi nyata. Saat perang berkecamuk, dengan amat lantang ia berseru, “Aku bersumpah demi Engkau, wahai Rabb al-‘Izzah”, lanjutnya berapi-api, “tidak akan sampai matahari tenggelam dan terlipat di peraduannya,” pungkasnya penuh keyakinan, “melainkan aku telah berada di kehijauan surga.”

Qadarullah, harapan positifnya bertemu dengan pengabulan dari-Nya. Ia gugur dengan gagah sebagai syuhada’ yang harum darahnya beraroma surga.

Lepas itu, Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, bahwa sahabat tersebut telah berprasangka baik kepada Allah Ta’ala, dan ia mendapati hal baik terkait prasangka baiknya itu.

Sabda Nabi seraya memuji, “Sungguh, aku telah melihatnya berkeliling dan tinggal di kehijauan surga.”

Masya Allah… Allahu Akbar. Itulah sebaik-baik kemenangan dan keberuntungan. Kemenangan diberikan tempat yang terbaik di surga-Nya yang amat luas dan penuh kenikmatan.

Lantas, siapakah sahabat yang beruntung itu? Siapakah sosok yang disebut Nabi telah berkeliling di dalam kehijauan surga?

Ialah sosok yang disebut sebagai “Rojulan” (seorang laki-laki) dalam sebuah hadits tentang jalan menuju surga yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dan dimasukkan oleh Imam an-Nawawi dalan kitab hadits “Arba’in” hadits kedua puluh dua.

Sebagaimana disyarah oleh Syaikh Musthafa Dib al-Bugha dalam “al-Wafi”, Sahabat nan mulia itu bernama Nu’man bin Qauqal al-Khuza’i. Semoga Allah Ta’ala berikan kekuatan kepada kita untuk meneladaninya. [Pirman]

Artikel sebelumnyaLamaran Berbonus Akad Nikah
Artikel berikutnyaAmalan yang Melindungi Anda dari Neraka