Jangan sekali pun berpikir bahwa Allah Ta’ala tidak adik soal pembagian rezeki. Apalagi jika dalih yang Anda gunakan hanyalah pengalaman pribadi dan pengamatan pendek yang tidak memiliki sandaran dalil dari al-Qur’an maupun Sunnah Nabi.
Pasalnya, jika dua sumber dalil yang Anda gunakan adalah Kalam Allah Ta’ala dan Sabda Nabi Junjungan, maka Anda akan mendapati bahwa Allah Mahaadil kepada semua makhluk-Nya. Pun, terkait soalan rezeki.
Jangan pernah berpikir bahwa usaha Anda tidak diganjar dengan setimpal. Apalagi jika dalihnya hanya karena Anda telah pergi pagi pulang petang saban hari, tapi rezekinya stabil, jatahnya itu-itu saja. Tak bertambah, malah sering nombok.
Sebab, jika dalih itu yang benar-benar Anda biasakan, bisa saja Allah Ta’ala mengganjar kesesatan pikiran soal rezeki itu dengan balasan yang akan Anda sesali seumur hidup; diberi rezeki ratusan juta saban bulan, tapi ada anggota tubuh Anda atau keluarga yang dicabut. Mau? Tidak, kan?!
Jangan pula berpikir keras tentang tetangga atau saudara Anda yang terlihat biasa-biasa saja, tapi rezekinya dialirkan bagai mata air. Belum beranjak kerja, rezeki sudah datang. Baru jalan ke kantor, saldo tabungan sudah bertambah. Ketika pulang ke rumah di sore hari, masih ada pesanan untuk komoditi yang dia perdagangkan.
Anda, akan berpikir, “Enak benar jadi si Fulan ya? Rezekinya melimpah ruah hingga tak terbilang jumlahnya.”
Jika Anda berbaik sangka dan mempelajari caranya dengan niat ibadah, tentu saja hal itu tidak bermasalah. Namun, akan menjadi amat pelik jika di dalam sanubari Anda timbul rasa dengki sehingga berniat dan mendoakan agar nikmat itu dicabut darinya, lalu dilimpahkan kepada Anda.
Cobalah berpikir jernih. Semua yang ada tidak harus sesuai dengan apa yang dikehendaki. Memangnya, Anda siapa? Bukankah Anda, di hadapan Allah Ta’ala, bukan siapa-siapa jika tak miliki iman yang kokoh di dalam hati? Bukankah Anda, dan tetangga Anda itu, sama saja dalam hal asal diciptakannya? Jika demikian, atas dasar apa iri yang terbit dan terus dibesarkan di dalam hati Anda itu?
Cukuplah Allah Ta’ala sebagi sebaik-baik Pelindung dan Pembela. [Pirman/Kisahikmah]