Pernahkah Allah Menolak Permintaan Kita?

0

Allah Ta’ala Maha Mendengar dan Mengabulkan permintaan hamba-hamba-Nya. Dialah yang Menghidupkan, Mematikan dan Mencukupi kebutuhan semua makhluk-Nya. Dia Mahakaya, dan menguasai perbendaharaan langit, bumi, dan alam semesta.

Apakah Dia pernah menolak pinta hamba-hamba-Nya?

‘Abdullah bin Abi Nuh kedatangan tamu seorang laki-laki di tepi pantai. Tanya sang lelaki, “Betapa sering engkau memperlakukan Allah Ta’ala dengan perbuatan yang tidak Dia sukai?” Padahal, “Dia  memperlakukanmu dengan sesuatu yang kausukai.”

“Karena terlalu banyak,” jawab ‘Abdullah, “aku tidak bisa menghitungnya.”

Dia memberikan yang terbaik untuk kita. Namun, apa yang telah kita persembahkan untuk-Nya? Bahkan, kita lebih sering mengingkari perintah-Nya, besar maupun kecil.

“Apakah engkau pernah memohon kepada-Nya dalam keadaan berduka, lalu Dia tidak mempedulikanmu?” tanya sang lelaki untuk yang kedua kali.

Tegas ‘Abdullah, “Demi Allah, tidak pernah. Dia senantiasa berbuat baik dan menolongku.”

Coba sejenak berhitung; betapa sering Allah Ta’ala berikan pertolongan di saat genting? Betapa Dia telah membantu diri saat tak berdaya dan tak ada satu pun orang yang kuasa mengangkat kita dari kepedihan dan kesusahan hidup?

Lalu, saat lelaki itu menyampaikan pertanyaan “Apakah engkau pernah sampaikan pinta, kemudian Dia tak memberikannya?”, ‘Abdullah bin Abi Nuh sampaikan jawab, “Tiap kali meminta, Dia memberikannya. Setiap meminta pertolongan, Dia pasti menolongku.”

Adakah kita bisa melakukan suatu kebaikan tanpa pertolongan Allah Ta’ala? Mungkinkah kita bisa menjalankan aneka jenis ibadah sesuai sunnah Nabi-Nya jika bukan karena ampunan dan pertolongan-Nya? Bukankah tak ada daya dan upaya melainkan karena Pertolongan Allah Ta’ala?

Akhir tanya dari sang lelaki mengibaratkan, “Jika yang melakukan itu semua adalah seorang manusia, apakah kau bisa membalas budi kepadanya?”

Sambar ‘Abdullah dengan tegas, “Tentu, aku tidak kuasa untuk membalasnya.”

“Jika demikian,” pungkas sang penanya sampaikan kesimpulan, “Tuhanmu lebih pantas dan berhak untuk kausyukuri.” Terangnya menyampaikan alasan, “Karena Dia telah berbuat baik kepadamu kemarin, hari ini, dan esok hari.”

Nasihat sang lelaki sebelum pergi, “Demi Allah, bersyukur kepada-Nya jauh lebih mudah daripada membalas kebaikan hamba-hamba-Nya.” Selain mudah, Allah Ta’ala juga telah siapkan ganjaran agung bagi siapa yang bersyukur kepada-Nya, “Allah meridhai hamba-Nya yang memuji-Nya dan bersyukur kepada-Nya.”

Mungkin, kita perlu berkaca, seberapa berkualitaskah syukur kita kepada Zat yang telah memberikan segalanya dalam kehidupan yang kita jalani? Sudahkah benar syukur kita? Atau, mungkinkah kita justru telah mengingakri nikmat pemberian-Nya? [Pirman]

Artikel sebelumnyaSesungguhnya Aku Telah Mencium Bau Surga
Artikel berikutnyaMengapa Engkau Ampuni, Padahal Aku Tidak Pernah Berdosa?