Perjuangan Ibunda dalam Mendidik Ustadz M. Arifin Ilham (2)

0

Lanjutan dari Perjuangan Ibunda dalam Mendidik Ustadz M. Arifin Ilham

Rupanya, beliau kabur ke rumah salah satu sahabatnya yang miskin. Di rumahnya yang sederhana itulah, Arifin menghabiskan waktu. Anehnya, tutur dai yang juga memimpin Majlis az-Zikra ini, “Arifin heran. Sahabat Arifin ini orang miskin. Tapi, ketika Arifin menginap, di rumahnya kok selalu ada makanan enak? Baju sekolah Arifin juga disetrika rapi? Padahal, biasa-biasanya tidak ada makanan atau pun setrikaan.”

Diam-diam, saat anak keduanya itu kabur, Hajah Noorhayati mengikutinya untuk mengetahui tempat persembunyian anaknya itu. Dan, beliau mengirimkan makanan enak serta pakaian yang rapi setiap hari demi mencukupi keperluan anaknya itu.

Seperti itulah kasih sayang ibu. Bahkan, beliau tetap memberikan pelayanan terbaik saat seorang anak berlaku tidak baik padanya.

Bertaruh Nyawa

Rumah Arifin kecil di bilangan Banjarmasih terletak di atas permukaan air (sungai). Suatu hari, sang ibu yang tengah mengandung anak ketiganya sedang menjemur pakaian. Sementara Arifin kecil dan kakaknya sedang mandi di sungai depan rumahnya. Tiba-tiba, hati sang ibunda teringat anak-anaknya, dan jantungnya berdetak kencang. Kontak batin.

Beliau pun berlari dari samping ke depan rumah. Di sana, beliau melihat anak pertamanya sedang menangis. “Ipin di mana?” tanya sang Ibunda. Sementara sang kakak yang ditanya tak kuasa sampaikan jawab. Ia menangis pilu sembari menunjuk ke sungai.

Maka tertangkaplah oleh mata sang ibunda sebuah kaki. Arifin kecil tenggelam. Kepalanya di bawah sungai, sedang kakinya di bagian atas, permukaan. Serta-merta, sang ibu pun melompati pagar setinggi satu meter, dan berenang sejauh tiga meter demi menyelamatkan anaknya itu. Padahal, kandungannya saat itu berusia delapan bulan.

“Saat itu gak ingat apa-apa. Yang penting Arifin selamat.” tutur Bunda Noorhayati dalam sebuah acara televisi yang juga diunggah di Youtube.

Doa yang Tak Pernah Putus

Berita terhangat yang kita dapati terkait Ustadz Arifin Ilham adalah penyerangan yang dilakukan oleh sekelompok Syi’ah di komplek perumahan Bukit az-Zikra Sentul Jawa Barat. Sebelum itu, beliau menjadi di antara dai yang dengan gagah berani menjemput Ustadz Abu Bakar Ba’asyir saat dibebaskan dari tahanan beberapa tahun yang lalu sebelum dimasukkan kembali ke jeruji besi secara zalim.

Bukan hanya itu, beliau termasuk yang aktif di poltik dengan menuliskan surat terbuka. Baik dalam mendukung calon Presiden yang disinyalir menguntungkan kaum Muslimin, maupun surat untuk Presiden terpilih agar berlaku adil dalam kepemimpinannya.

Keberanian tersebut adalah buah dari doa sang bunda. Saat anaknya itu hendak membakar rumah di masa kecilnya, sang Bunda memanjatkan doa untuk anak laki satu-satunya itu, “Ya Allah, jadikanlah keberanian anakku di jalan kebenaran. Untuk memadamkan keburukan (kemaksiatan).” [Pirman/Kisahikmah]

Artikel sebelumnyaPerjuangan Ibunda dalam Mendidik Ustadz M. Arifin Ilham
Artikel berikutnyaLima Tujuan Membaca al-Qur’an Menurut Ustadz Bachtiar Nasir