Ada keutamaan dan balasan agung yang telah Allah Ta’ala sediakan bagi mereka yang berdakwah di jalan-Nya. Ada penghargaan yang tinggi dari Allah Ta’ala untuk siapa pun yang menyampaikan ajaran-ajaran-Nya kepada umat manusia.
Namun, tak mudah menggapai derajat nan mulia itu. Sebab konsekuensinya juga amat berat. Bahkan, saat seseorang hanya sibuk menyampaikan; berdakwah siang dan malam di berbagai tempat, namun luput memperbaiki dirinya, Allah Ta’ala telah sediakan pula siksa yang dahsyat baginya kelak di akhirat.
Disepakati oleh kebanyakan ulama bahwa tidak harus menjadi baik untuk memulai berdakwah. Tapi, ia harus memiliki kemauan yang kuat untuk memperbaiki diri sebelum memperbaiki orang lain; atau secara bersama memperbaiki diri dan sekitarnya.
Sebab, jika untuk berdakwah menunggu dirinya suci, bukankah itu amat mustahil sebab tak ada manusia yang tanpa cacat? Bukankah selain Nabi, siapa pun pasti memiliki dosa dan salah?
Jika dakwah mensyaratkan seseorang suci terlebih dahulu dari dosa, siapakah kira-kira yang sanggup mengemban amanah sebagai dai? Sementara umat harus segera dan senantiasa diingatkan agar kembali kepada Allah Ta’ala.
Lantas, apakah balasan yang disediakan oleh Allah Ta’ala bagi mereka yang berdakwah namun enggan mengamalkan apa yang didakwahkannya?
Ibnu Mardawih menyebutkan sebuah kisah yang ia dapatkan dari Anas bin Malik. Ketika Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam dinaikkan ke langit dalam peristiwa Mi’raj, beliau melewati beberapa orang yang bibir dan lidahnya dipotong dengan gunting yang terbuat dari api.
Kemudian, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam pun bertanya kepada malaikat Jibril yang mengantarnya, “Siapakah mereka, wahai Jibril?”
Malaikat Jibril pun mengatakan sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Ibnu Majah, Imam Ibnu Abi Hatim dan Ibnu Mardawih, “Mereka adalah pemberi ceramah dari umatmu sendiri.” Diterangkan oleh malaikat Jibril bahwa mereka menyampaikan kepada orang-orang agar senantiasa mengerjakan kebaikan.
“Namun,” lanjut malaikat Jibril, “mereka melupakan dirinya sendiri.”
Itulah siksa yang kelak akan Allah Ta’ala berikan kepada dai yang sibuk menyampaikan kebenaran, namun dalam hatinya terdapat niat yang kotor untuk mengingkari apa yang ia sampaikan. Ia hendak menipu jamaahnya, agar menganggapnya sebagai orang shaleh, padahal amalnya jauh dari apa yang ia sampaikan.
Semoga Allah Ta’ala melindungi kita dari sikap buruk itu. Aamiin. [Pirman]