Dari mana pun asalnya nasihat, selama muatannya bagus, pungut dan amalkanlah. Sebab hikmah merupakan milik orang-orang yang beriman. Bahkan, Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam pernah membenarkan nasihat iblis yang disampaikan kepada sahabatnya terkait hikmah agung Ayat Kursi.
Nasihat bijak tidak selalu berasal dari sosok kaya harta, paras rupawan, atau kasta yang mulia. Seringkali, nasihat bijak penyejuk jiwa justru berasal dari kalangan bawah yang tak mulia dalam pandangan sesamanya. Bahkan, nasihat bijak itu disampaikan oleh sosok yang terlanjur dihinakan sebab sebagian kelakuannya yang tak bermoral.
Tersebutlah seorang sopir bajaj di bilangan Jakarta Utara. Sosok ini terkenal di tiga tempat berbeda; tanah kelahirannya, kediaman istrinya, dan Ibu Kota sebagai kota perantauannya. Sayangnya, keterkenalan itu bukan lantaran amal shalihnya, tapi kurang baiknya kelakuan anak pertama dari enam bersaudara ini.
Namun, sore itu, sosok yang pernah akrab dengan minuman keras, permainan judi, dan kenakalannya terhadap kaum wanita ini menyampaikan nasihat bijak kepada kami. Sebuah pesan mulia yang selaras dengan sabda sang Nabi teladan sepanjang zaman.
“Pokoknya,” kata laki-laki yang mengenakan celana pendek dan kaos oblong warna kuning ini, “jaga terus tali persaudaraan. Sambung silaturrahim. Jangan diputuskan. Eratkan ikatannya. Kuatkan sambungannya. Terus. Jangan sampai putus. Sambung hingga ke akar-akarnya yang paling jauh.”
Di antara asbab nasihat bijaknya ini, laki-laki yang tingginya sekitar seratus enam puluh sentimeter ini mengaku menjadi korban kurang akurnya keluarganya. Sebab kebengalan yang memang diakuinya, ia diasingkan dari keluarganya. Meski menjadi kakak tertua, hanya satu-dua adiknya yang menaruh hormat dan sering mengunjunginya.
Bahkan, kedua orang tua yang seharusnya menjadi jembatan penyambung antara dirinya dan adik-adiknya, justru menjauh. Tuturnya, “Selama saya tinggal di kediaman istri, tak pernah sekali pun dikunjungi oleh bapak dan ibu.”
Di akhir pertemuan dan perbincangan itu, saat kami mengantarkan ke kontrakannya, beliau menegaskan seraya berdoa, “Jangan lupa. Sambung silaturrahim. Saya doakan, semoga kalian semua menggapai sukses dunia dan akhirat.”
Kami pun berpisah setelah bersalaman dan mencium tangannya. Selain lebih tua, beliau telah memberikan nasihat bijak yang selaras dengan pesan Nabi. Agar kami menyambung tali persaudaraan Islam yang menjadi sebab murah dan berkahnya rezeki, pencegah azab, dan sebab panjang umur. Wallahu a’lam.[Pirman/Kisahikmah]