Orang-orang beriman adalah pribadi pilihan. Orang-orang beriman bukanlah manusia sembarangan. Mereka memiliki kelebihan, tapi tak pernah melebihkan diri dan kemampuan di hadapan orang lain. Mereka sangat istimewa, tapi tiada pernah sekalipun ingin, meminta, atau gila diistimewakan.
Orang-orang beriman, sebagaimana disebutkan dalam hadits Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam, juga layak disebut pribadi yang ajaib, mengagumkan, menakjubkan.
Mengapa demikian? Karena mereka mampu mengambil hikmah di balik setiap kejadian. Karena mereka menganggap penting setiap episode hidup dan mampu bersikap bijak atas apa yang dialaminya. Mereka mendapat musibah, kemudian bersabar. Mereka dilimpahi karunia dan nikmat, lalu bersyukur, berterima kasih atas seluruh karunia kepada Allah Ta’ala Yang Maha memberi.
Orang-orang beriman paling pandai memaknai. Ia tidak pernah meremehkan. Setiap episode hidup, apa pun yang dialami, selalu dijadikan pelajaran amat berharga. Mereka bukan saja memanfaatkannya untuk mendapatkan kesuksesan di dunia, tapi juga dijadikan sarana sebagai jalan menggapai sukses yang abadi. Di surga.
Mimpi, mungkin hanya dianggap sebagai bunga tidur bagi banyak orang. Sebagian lainnya bahkan menganggap mimpi sebagai siklus hidup yang pasti dialami dan tiada maksud apa pun di baliknya.
Namun, orang-orang beriman tidak bersikap demikian. Mereka tidak menyikapi mimpi secara berlebihan atau meremehkannya. Sebab, orang-orang beriman tahu, melalui mimpi, seorang hamba layak disebut terbaik oleh Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam.
Imam Ahmad bin Hanbal Rahimahullahu Ta’ala meriwayatkan, sahabat mulia Asma’ binti Yazid menuturkan, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam bertanya, “Maukah kalian aku beritahu, seperti apakah orang yang paling baik di antara kalian?”
“Tentu saja,” ujar para sahabat.
“Ialah,” lanjut Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam, “orang yang apabila bermimpi, Allah Ta’ala-lah yang disebutnya.”
Hampir setiap kita pernah bermimpi. Bahkan ada yang bermimpi di dalam tidurnya setiap hari. Sayangnya, banyak yang tidak peduli. Lebih banyak lagi yang tidak mengetahui hingga mengabaikan mimpi-mimpinya di dalam tidur.
Padahal, siapa yang bermimpi kemudian melakukan yang dianjurkan dalam riwayat hasan ini, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam menyebutnya sebagai orang yang paling baik.
Kawan-kawan, semalam mimpi apa? 😀
Wallahu a’lam. [Pirman/Kisahikmah]