Tafsir Mimpi Gigi Rontok yang Menyelamatkan

0
mimpi gigi rontok
ilustrasi (pinterest)

Mulutmu harimaumu. Demikian ungkapan yang sering kita dengar untuk menggambarkan bahaya lisan. Jika tidak sungguh-sungguh menjaga lisan, ia bisa mencelakakan.

Menjaga lisan tak hanya tentang berkata jujur. Lebih dari itu, bagaimana mengelola kata-kata dan memilih diksi agar tidak menyakiti. Apalagi jika yang kita ajak bicara adalah orang yang mudah tersinggung sekaligus punya kuasa yang jika kita salah ucap bisa membahayakan keselamatan kita.

Seorang penafsir mimpi pernah mengalaminya. Sebagaimana diceritakan oleh Syekh Dr Muhammad Al-Arifi, konon suatu malam, seorang raja bermimpi giginya rontok.

Paginya, ia memanggil seorang penafsir mimpi. “Semalam aku bermimpi gigiku rontok. Apa arti mimpiku tersebut?”

Wajah penafsir mimpi itu mendadak pucat pasi. Beberapa kali ia mengucapkan ta’awudz sebelum menafsirkan mimpi gigi rontok raja.

“Apa arti mimpiku itu?” Raja semakin tak sabar.

“Keluarga Paduka akan meninggal dunia semua. Paduka akan hidup sendirian di istana tanpa keluarga.”

Mendengar itu, raja marah. Ia pun menghukum penafsir mimpi itu.

Tak puas dengan tafsir mimpi gigi rontok tersebut, Raja mendatangkan penafsir mimpi kedua.

“Semalam aku bermimpi gigiku rontok. Apa arti mimpiku tersebut?” Wajah raja memperlihatkan keseriusan bercampur kekesalan. Ia masih belum melupakan tafsir mimpi sebelumnya.

Mendengar cerita raja tentang mimpi tersebut, penafsir mimpi menampilkan wajah sumringah. Senyumnya merekah.

“Mimpi gigi rontok itu artinya Paduka akan panjang umur. Padukalah orang terakhir yang akan meninggal dari seluruh keluargamu. Dan Paduka akan menjadi raja sepanjang usia.”

Raja tersenyum mendengar tafsir mimpi tersebut. Wajahnya tampak ceria. Ia puas dengan penafsiran dari penafsir mimpi kedua ini. Lantas raja pun memberikan hadiah untuknya.

Baca juga: Hutang Lunas dengan Tahajud

Sebenarnya, esensi dari dua penafsiran tersebut sama. Namun, penafsir mimpi kedua menggunakan cara penuturan yang berbeda. Ia memilih diksi yang positif sehingga raja menyukainya. Ia memilih sudut pandang yang membahagiakan bukan menakut-nakuti. Maka, tak hanya selamat dari hukuman, ia bahkan mendapatkan hadiah sebagai imbalan atas tafsir mimpinya yang brilian. [Muchlisin BK/Kisah Hikmah]

Artikel sebelumnyaMengapa Ayat Kursi Paling Agung dalam Al-Qur’an?
Artikel berikutnyaKisah Abu Lahab Hingga Al-Qur’an Memastikannya Binasa