Ini kisah nyata seorang karyawan sebuah perusahaan pertambangan. Sosoknya biasa saja, tidak ngoyo, menikmati setiap rezeki yang diberikan, dan tak lupa mendirikan shalat Dhuha sebagai salah satu amalan sunnah unggulannya.
Sebagai muslim yang taat, Fulan, sebut saja begitu; amat mendambakan bisa menunaikan ibadah Haji bersama istri tercintanya. Maka ikhtiar yang ditempuh adalah ‘memaksa’ menabung sebulan satu juta. Meski ia amat paham, “Entah kapan berangkatnya jika menabung satu juta sebulan.” Tapi, keyakinannya amat mantap. Allah Ta’ala pasti menolongnya.
Hari itu, Fulan mengganti oli mobil bututnya. Seusainya, ia mendatangi kasir. Diberikan kepadanya dua kertas. Satu berisi tagihan senilai enam puluhan ribu, sedangkan kertas kedua berisi kupon undian.
Awalnya, Fulan cuek. Tapi, kasir yang bertugas memintanya, “Tolong diisi, Pak.” Fulan pun menuliskan nama lengkap, alamat, tempat tanggal lahir dan nomor kontak.
Sosok yang menetap di salah satu kota kecil di pulau Kalimantan ini pun pulang. Dan menjalani hari sebagaimana biasanya. Kerja, ibadah, bercengkerama dengan anak-istri, dan sebagainya.
Hingga dua bulan setelah pengisian kupon itu, ada panggilan di ponselnya dari orang yang tak dikenal. Kemudian, dalam pembicaraan udara itu, sosok yang mengaku sebagai salah satu mantan pembalap nasional mengucapkan selamat. Ia memberikan informasi bahwa dua atau tiga hari lagi akan ada informasi yang menggembirakan baginya.
Tetap acuh, meski ada tanya dalam hatinya, Fulan seperti tak menunggu kabar apa pun. Hingga dua hari setelah itu, ada panggilan yang mengatakan dari pihak perusahaan pelumas. Katanya, “Selamat. Bapak sekeluarga kami undang ke Jakarta untuk mengambil hadiah sebagai pemenang undian. Bapak berhak mendapatkan satu unit mobil Jaguar.”
Tak kuasa banyak berkata-kata, Fulan mengabarkan hal itu kepada istri dan anak-anaknya. Sekeluarga pun menyambangi Ibu Kota untuk memenuhi undangan, mengambil hadiah yang dijanjikan kepadanya.
Selesai acara, mereka pulang mengendarai mobil baru yang mewah. Sesampainya di rumah, Fulan mengumpulkan istri dan anak-anaknya. Mengejutkan, “Kita akan jual mobil ini.” Pasalnya, amat mahal biaya operasional dan kurang manfaatnya. Apalagi mereka hanya tinggal di kota kecil.
Anak dan istrinya pun tak memberikan pendapat pembanding, langsung setuju. Masalah berikutnya, “Siapa yang mau beli? Uangnya buat apa?”
Ketika anaknya mengatakan, “Bapak dan ibu kan berniat naik haji? Gunakan saja uang itu”, Fulan terhenyak, serasa baru sadar akan niat berhajinya. Pasalnya, Jaguar yang ada di halaman rumahnya masih terasa bagai mimpi di siang terik.
Keesokan harinya, Fulan berangkat ke kantor dengan menyimpan pertanyaan siapakah yang akan membeli mobilnya itu. Padahal, Allah Ta’ala telah menyiapkan pembelinya.
“Selamat, ya Lan,” demikian ucapan yang diberikan oleh sahabat-sahabat di kantornya. Kemudian ketika mereka mulai pergi untuk memulai pekerjaannya, datanglah salah satu Pimpinan Cabang yang memanggilnya ke ruangan khusus.
“Apakah Pak Fulan mau menjual mobil itu?” tanya sang Pimpinan yang langsung disambut syukur oleh Fulan dalam hatinya.
Setelah memastikan bahwa pertanyaan itu serius, Fulan pun menyepakati angka 600 juta yang ditawarkan oleh Pimpinan Cabang. Pasalnya, Pimpinan Cabang itu memiliki simpanan 600 juta yang sengaja dialokasikan untuk membeli mobil sejenis.
Alhamdulillah. Jadi naik haji tahun itu, dan bisa membangun rumah senilai 400 juta. Allah Mahakaya. [Pirman]
Rujukan; 7 Password Percepatan Rezeki