Tidak ada kematian yang lebih diharapkan oleh orang-orang beriman selain menjadi syuhada’ di jalan Allah Ta’ala. Itulah seni kematian terindah. Kematian yang dialami oleh para Nabi, pejuang Islam, dan generasi penerusnya di sepanjang zaman.
Menariknya, sebagaimana diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari dan Imam Muslim, kelak orang-orang yang mati sebagai syuhada’ meminta kepada Allah Ta’ala agar bisa dihidupkan kembali ke dunia. Bahkan, mereka siap menukar kehidupan kembali ke dunia dengan seluruh yang ada di permukaan bumi.
Apakah alasannya?
“Dia,” sabda Nabi yang dinisbatkan kepada orang-orang yang mati syahid, “mendambakan untuk kembali ke dunia, lalu terbunuh sebanyak sepuluh kali.”
“Sebab,” lanjut Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, “dia melihat betapa besar kemuliaan yang ada di balik kesyahidannya.”
Mereka berhasrat kembali ke dunia sebab ingin mati sebanyak sepuluh kali dan mendapatkan balasan sepuluh kali pula atas kesyahidannya saat memperjuangkan Islam. Padahal, balasan yang diberikan kepada para syuhada’ sudah teramat besar. Ini menunjukkan betapa mereka adalah orang-orang yang gemar beramal dan bersegera dalam menyambut janji Allah Ta’ala.
Diriwayatkan oleh Imam at-Tirmidzi dan Ibnu Majah, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menyebutkan enam keutamaan orang yang mati syahid.
Pertama, dosanya diampuni sejak tetesan darah yang pertama.
Kedua, diberi bonus dengan melihat tempat rehatnya kelak di surga.
Ketiga, dilindungi dari siksa kubur.
Keempat, dilimpahkan rasa aman dari ketakutan di Hari Kiamat yang amat dahsyat.
Kelima, dikenakan padanya pakaian iman dan dinikahkan dengan bidadari surga yang cantik jelita dan senantiasa muda.
Keenam, bisa memberikan syafa’at kepada tujuh puluh anggota keluarganya.
Beruntungnya lagi, meski menjadi seorang syuhada’ tidaklah muda, ada bonus yang diberikan oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam kepada seluruh umatnya. Akan tetapi, bonus ini khusus bagi mereka yang sungguh-sungguh dalam berniat dan bergegas dalam melakukan semua jenis amal shalih.
“Barang siapa yang memohon kepada kepada Allah Ta’ala agar dimatikan dalam keadaan syahid, dan permohonannya itu disampaikan sejujur-jujurnya, maka Allah Ta’ala akan memberikan pahala syuhada’ kepadanya, meski ia mati di atas tempat tidur.”
Hadits nan mulia ini diriwayatkan oleh Imam Muslim dan merupakan janji kepastian untuk kita semua. Tentu, riwayat ini bukan pembenaran bagi diri untuk bermalas-malasan. Sebab, surga tidak diperuntukkan bagi orang yang malas. [Pirman/Kisahikmah]