Inilah sang anutan Madzhab Maliki. Sosok alim, shalih, kaya, dan dermawan. Oleh Imam al-Laits bin Sa’d yang dijadikan pemimpin spiritual masyarakat Mesir dan Afrika Utara, Imam Malik disebut sebagai satu di antara sosok Ulul Albab. Sebuah julukan layak berdasarkan ketajaman pikir dan kejernihan ruhani sosok penulis kitab hadits al-Muwatha’ nan monumental ini.
Bukan hanya terkait ilmu dan ijtihadnya, Imam Malik bin Anas juga sangat dikagumi oleh para pengikutnya dalam soalan kehidupan dan makanan favoritnya. Sehingga, lantaran salah satu guru Imam asy-Syafi’i ini sangat menyukai buah pisang, tutur Salim A. Fillah dalam Lapis-Lapis Keberkahan, “Kini, sebagian penduduk di Afrika Utara dan sekeliling sahara yang pernah menjadi pengikut setia madzhab Imam Malik masih menjadikan pisang sebagai salah satu makanan pokoknya.”
Menakjubkan. Lantaran cinta yang tulus, mereka meneladani sang imam hingga kebiasaan yang mungkin terkesan remeh bagi sebagian umat manusia lainnya. Lalu, apa yang menjadi alasan hingga Imam Malik bin Anas amat menyukai pisang?
“Sungguh,” tutur Imam Malik bin Anas sebagaimana dinukil oleh Salim A. Fillah dalam buku yang sama, “aku meyakini bahwa pisang termasuk di antara buah-buahan surga.” Alasannya, lanjut Imam Malik, “Sebab dia (buah pisang) itu manis, lembut, dan harum sebagaimana sifat buah-buahan surga.”
Perkataan Imam Malik bin Anas ini bukan sembarang bicara. Pasalnya, kita juga menjumpai salah satu hidangan bagi Ashabul Yamin (Golongan Kanan) yang disebutkan dalam surat al-Waqi’ah [56] ayat 29, Allah Ta’ala berfirman, “Dan pohong pisang yang bersusun-susun buahnya.”
Menariknya lagi, Salim A. Fillah kemudian mengutip nama latin dari buah pisang. Ialah Musa Paradisiaca. Musa merupakan nama untuk buah yang berasal dari marga Musacea yang memiliki ciri-ciri manis, harum, dan lembut. Sedangkan Paradisiaca dimaknai sebagai bersifat surgawi.
Percayalah, ini bukan kebetulan. Bahwa orang-orang yang dipilih oleh Allah Ta’ala memiliki kedalaman fikir dan tutur yang menakjubkan. Alhasil, setiap jenak kehidupannya adalah inspirasi agung yang akan tetap dibicarakan dan diamalkan oleh umat setelahnya hingga Hari Kiamat.
Semoga, kita bisa menjadi satu di antara yang terpilih itu. Jika tidak, cukuplah mencintai dan meneladani segala kebaikan yang telah mereka torehkan hingga ajal menjemput kita.
Mulai sekarang, ingatlah Allah Ta’ala, surga, dan Imam Malik bin Anas saat menikmati buah pisang dalam bentuk olahan makanan halal apa pun. 😀 [Pirman/Kisahikmah]