Jika surga diberikan kepada mereka yang paling banyak amalnya, mungkin kita harus menangis sepanjang sisa hidup sebab amal diri yang tak seberapa. Jika surga diberikan hanya kepada Nabi, Rasul dan para wali Allah Ta’ala, tentu saja diri ini akan teteskan air mata darah sebab buka siapa-siapa.
Kabar gembiranya, meski diri juga belum terjamin untuk mendapatkan tempat rehat terbaik itu, surga diberikan kepada siapa yang Dikehendaki Allah Ta’ala melalui Rahmat-Nya. Inilah di antara bentuk kasih sayang-Nya kepada hamba-hamba-Nya di muka bumi.
Maka, kita mendapati kisah wanita tukang zina yang masuk surga karena memberikan minum kepada binatang yang kehausan. Kita juga mendapati kisah seorang yang diperebutkan oleh malaikat azab dan nikmat, sebab jumlah orang yang ia bunuh mendekati angka seratus nyawa.
Karenanya, sebagai orang beriman kita harus menyadari bahwa amalan yang dilakukan hanyalah perantara. Dengan amal itu, Allah Ta’ala akan berikan Rahmat-Nya sehingga seseorang layak mewarisi tempat penuh kenikmatan itu.
Perisai Dosa dengan Puasa
Puasa adalah setengah kesabaran. Ada dua kebahagiaan bagi pelakunya; tatkala berbuka puasa dan saat bertemu dengan Allah Ta’ala di akhirat kelak. Pelaku puasa adalah orang yang menahan dirinya dari dosa; dari makan berlebihan-meski halal-, yang darinya terjaga dari terbangkitkan syahwat nan menjerumuskan.
Maka, puasa adalah benteng dari dosa. Ia membuat seseorang kuat dalam menghambakan diri kepada Allah Ta’ala. Kelak di Hari Kiamat, puasa menjadi salah satu amalan yang diterima permohonan syafaatnya bagi siapa yang menjalankannya saat di dunia.
Sedekah Penghapus Dosa
Sedekah adalah kerelaan hati. Ada yang wajib berupa zakat dan sunnah yang banyak jumlahnya. Dalam sedekah, ada kemauan berbagi yang landasannya adalah kekayaan jiwa. Bagi mereka yang kikir dan amat tinggi obsesinya terhadap dunia, sedekah amat berat; meski ia kaya raya.
Sedekah adalah cahaya. Kelak ia menolong siapa yang ikhlas saat mengamalkannya. Pertolongan bagi pelaku sedekah, akan diberikan oleh Allah Ta’ala baik saat pelakunya masih hidup di dunia maupun kelak di akhirat.
Di dunia, pelaku sedekah akan ditolong oleh sesama saat ia kesulitan. Ketika kaya, ia pun senantiasa dihormati sebab keikhlasan sedekah yang ia berikan. Kelak di akhirat, pahala sedekah bisa lebih besar dari yang ia perkirakan, ketika pelakunya ikhlas hanya karena Allah Ta’ala.
Qiyam Penyingkir Penyakit
Inilah amalan yang menjadi kebiasaan orang-orang shaleh. Ia amat berat dilakukan oleh orang munafik dan mereka yang lemah imannya. Pelaku amalan ini bercahaya wajahnya, sejuk tatapannya, menginspirasi setiap kata yang diucapkannya, memesona perangainya, dan senantiasa berikan kebaikan kepada sekitarnya.
Inilah Shalat Malam yang hadiahnya berupa kenaikan derajat di sisi Allah Ta’ala dan manusia sesamanya. Inilah amalan yang tidak pernah ditinggalkan oleh Rasulullah, meski terjamin atasnya surga sebab telah diampuni dosanya.
Bilal bin Rabah sebagaimana disebutkan dalam Sunan at-Tirmidzi menyampaikan salah satu sabda Rasulullah bahwa Shalat Malam adalah sarana mendekatkan diri kepada Allah Ta’ala, penghalang dari dosa-dosa, menghapus kesalahan dan menyingkirkan penyakit jasad. [Pirman]