Meski teknologi semakin memudahkan untuk mendapatkan pekerjaan, masih ada banyak masyarakat yang tak kuasa memanfaatkannya. Kalangan ini banyak terdapat di daerah pinggiran yang sangat minim aksesnya terhadap informasi. Mereka amat mudah dibohongi oleh oknum-oknum yang memang mengambil sempat dalam sempit yang dialami orang lain.
Gadis yang tinggal di pinggiran Banten ini adalah salah satu korbannya. Berbekal sedikit ilmu dan informasi yang dikonsumsi, gadis berumur delapan belas tahun ini langsung sepakat saat ditawari sebuah pekerjaan. Berbekal iming-iming dari seorang tetangga yang sudah lama merantau, ada pekerjaan menggiurkan dengan gaji lima belas juta per bulan.
Selain iming-iming gaji besar, pekerjaan yang ditawarkan pun ringan, santai, dan menyenangkan. Di salon. Yang terbayang adalah ruangan berpendingin udara, tanpa keringat, tiada kotor, dan alat-alat yang ringan digunakan.
Dengan semangat penuh, si gadis berangkat ke Ibu Kota. Sesampainya di lokasi, ternyata sudah ada banyak gadis lain seusianya. Jumlahnya sekitar puluhan. Ia pun bergabung.
Lama di lokasi penampungan, tapi tak kunjung ada panggilan atau informasi. Mereka hanya makan ala kadarnya di penampungan, sembari saling berkenalan satu dengan yang lainnya. Tidak banyak yang dibicarakan, hanya sekelumit tentang asal daerah dan motivasi yang mengantarkan mereka ke lokasi itu.
Beruntung, gadis yang belum tersentuh ini mendengar perbincangan sosok yang dikenal sebagai bosnya. Lamat-lamat, laki-laki dan stafnya di dalam ruangan tengah membicarakan rencana penjualan gadis-gadis di lokasi tersebut, untuk dijadikan wanita penghibur.
Tak menunggu lama, gadis ini pun mencari celah untuk kabur. Mengerahkan segala kemampuan, ia berhasil keluar dari penampungan dengan selamat. Setelahnya, meski lugu, gadis ini berinisiatif mendatangi komisi nasional yang mengurusi hak asasi manusia. Melapor.
Menerima laporan, komnas pun langsung melakukan koordinasi dengan pihak kepolisian setempat. Tak lama setelah itu, polisi melakukan penggrebekan.
Meski bosnya tidak tertangkap, pihak keamanan dan komnas berhasil mengamankan puluhan wanita yang ada di lokasi penampungan itu. Berdasarkan rilis sebuah media nasional, permintaan wanita penghibur di sebuah lokasi Ibu Kota semakin bertambah setiap tahunnya.
Apalagi, laki-laki penghamba nafsu di lokasi itu senantiasa mencari ‘barang’ baru dari desa yang belum pernah terjamah. Innalillahi wa inna ilaihi raji’un.
Semoga Allah Ta’ala melindungi keluarga kita dan kaum Muslimin dari jahatnya zina. Aamiin.
Wallahu a’lam. [Pirman/Kisahikmah]