Kisah 4000 Orang yang Dibinasakan dengan Satu Kalimat

0

Allah Ta’ala membinasakan umat-umat yang membangkang sebelum Nabi Muhammad agar dijadikan pelajaran bagi kaum setelahnya. Ada di antara mereka yang dihujani batu, dikirimi angin yang bertiup selama sepekan, hingga dikirimkan banjir bandang nan dahsyat.

Di antara mereka, ada pula kisah empat ribu orang yang dibinasakan dengan satu kalimat, namun dihidupkan kembali. Siapakah mereka?

“Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang yang keluar dari kampung halaman mereka beribu-ribu jumlahnya karena takut mati?” (Qs. al-Baqarah [2]: 243)

Dijelaskan oleh al-Hafizh Ibnu Katsir dalam Tafsirnya, jumlah mereka adalah empat ribu orang. Mereka pergi dari kampungnya untuk menghindarkan diri dari wabah penyakit (Tha’un). “Kami,” kata kaum itu pongah, “akan pergi ke suatu daerah yang tidak ada kematian di sana.”

Namun, lanjut beliau menafsirkan, “Ketika sampai di tempat yang mereka tuju, Allah Ta’ala berfirman sebagaimana kelanjutan ayat ini, ‘Matilah kamu.’” Maka mereka pun mati hingga lewatlah seorang Nabi di antara mayat yang bergelimpangan itu.

“Ia,” terang Ibnu Katsir, “berdoa kepada Allah Ta’ala agar menghidupkan kaum itu.” Kemudian, mereka pun dihidupkan dengan tujuan, “Hal ini merupakan pelajaran dan dalil yang pasti akan adanya kebangkitan jasmani pada Hari Kiamat.”

Sebab mengandung hikmah itulah, Allah Ta’ala menerangkan, “Sesungguhnya Allah mempunyai karunia terhadap manusia.” Karunia yang diperlihatkan itu merupakan tanda-tanda kekuasaan Allah Ta’ala, meskipun, “Kebanyakan manusia tidak bersyukur.”

Termasuk dalam pengertian kisah tersebut, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda, “Sesungguhnya penyakit ini dijadikan siksaan bagi umat-umat sebelum kalian.” Jika penyakit tersebut melanda di suatu daerah, nasihat Nabi sebagaimana diriwayatkan dari Umar bin Khaththab, “Maka janganlah kalian memasuki daerah itu.”

Namun, jika penyakit itu menimpa di sebuah daerah ketika seseorang tengah berada di wilayah tersebut, pungkas Rasulullah sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Ahmad ini, “Maka janganlah kalian keluar untuk menghindarinya.”

Menariknya, ayat ini diikuti dengan ayat 244 yang membicarakan tentang jihad di jalan Allah Ta’ala. Maknanya, jihad memiliki korelasi yang amat baik dengan kematian seseorang.

Jika ada yang berpikir untuk absen dari jihad karena takut mati, maka sesungguhnya ia hanya menuju jenis kamatian lain; sebab hilangnya nyawa adalah keniscayaan. Maka, merugilah mereka yang menghindar dari seni kematian terindah bernama syahid di jalan Allah Ta’ala. [Pirman]

Artikel sebelumnyaTinggalkan Amalan Ini, Keluarga dan Harta Anda Seakan Terampas
Artikel berikutnyaInilah Ayat Paling Utama yang Memiliki Satu Lidah dan Dua Bibir