Peristiwa ini adalah keajaiban. Keajaiban dari Allah. Sebab, sangat jarang terjadi sekumpulan pemuda dengan latar belakang olah raga masuk Islam bersama-sama. Tapi begitulah jika Allah telah menghendaki hidayah bagi hambaNya. Tak ada yang tak mungkin. Kun fayakun.
Peristiwa ini terjadi pada beberapa pekan yang lalu, pertengahan September. 23 pesepakbola muda asal Kamerun mengikrarkan dua kalimat syahadat di Dubai, Uni Emirat Arab.
Kisahnya bermula saat puluhan pemuda pesepakbola asal Kamerun tengah berlatih di Dubai. Rupanya, 25 pemuda itu bukan hanya melatih skilnya. Mereka juga mengamati umat Islam di sana.
“Orang-orang Muslim baik-baik ya, mereka ramah-ramah,” simpul mereka. Pemuda-pemuda itu terkesan dengan akhlak umat Islam di Dubai. Kebaikan umat Islam yang mereka temui, kehangatan muslim yang mereka temui, membuat hati mereka tersentuh.
Ingin mengetahui lebih jauh tentang Islam, mereka kemudian belajar di Urusan Islam dan Amal Departemen Kegiatan di Dubai (IACAD). Di sana mereka mengikuti daurah (training) tentang Islam. Bagaimana hakikat agama Islam, bagaimana sebenarnya Islam, hingga cara untuk masuk Islam.
Para pemuda itu antusias mendengarkan materi tentang Islam. Banyak pertanyaan yang mereka ajukan. Diantaranya tentang bagaimana pandangan Islam terhadap alkohol, apa saja yang halal dan yang haram dalam Islam, hingga bagaimana kedudukan Yesus dalam Islam. Dari daurah tersebut, 23 orang kemudian bersepakat untuk masuk Islam bersama-sama. Difasilitasi IACAD, mereka pun mengikrarkan syahadat pada Kamis, 11 September lalu. Sedangkan dua orang sisanya, mereka belum memutuskan untuk masuk Islam, tetapi akan mempelajari Islam lebih dalam lagi.
Mengomentari masuk Islamnya 23 pesepakbola ini, Penasehat Senior IACAD menyatakan kekagumannya.
“Menakjubkan, di usia yang kebanyakan anak muda hanya bermain dan bersenang-senang, 23 pemuda ini justru mencari iman dan pencerahan,” kata Penasehat Senior IACAD Javeed Khateeb.
Menurut Khateeb, biasanya orang-orang yang masuk Islam di Dubai berasal dari latar belakang yang berbeda. Uniknya mualaf kali ini, mereka semua berasal dari komunitas sepak bola. Ini merupakan sejarah pertama di IACAD, di mana mereka mengislamkan banyak orang dari komunitas sepakbola. [Kisahikmah.com]