Keshalihan yang Menyelamatkan dari Kezaliman

0
sumber gambar: asepsupriatna.com

Tentang laki-laki shalih ahli ibadah yang wafat sebelum tahun 100 Hijriyah ini, Bukair bin Amir pernah memberikan kesaksian, “Jika ada yang berkata kepadanya jika malaikat maut sebentar lagi datang mencabut nyawanya, niscaya dia tidak bisa menambah amal ibadah lebih banyak lagi.”

Sebagai manifestasi dari keshalihannya, laki-laki yang bernama Abdurrahman bin Abu Nu’m al-Bajali al-Kufi ini juga pernah menyambangi Hajjaj bin Yusuf. Ia mendatangi raja yang merupakan pelaku utama dalam peristiwa Dair al-Jamajim. Dair al-Jamajim (kawasan tengkorak) merupakan salah satu peristiwa memilukan dalam sejarah yang menimpa kaum Muslimin.

Dalam kejadian itu, banyak sekali ulama, orang shalih, ahli ibadah yang dibantai secara biadab oleh rezim Hajjaj bin Yusuf dan Abdurrahman bin Asy’ats. Saking banyaknya, tengkorak pun berserakan di lokasi dekat Kufah, Irak.

Setibanya di kerajaan, Abdurrahman bin Nu’m menyampaikan nasihat agar Hajjaj bin Yusuf bertaubat, kembali kepada Allah Ta’ala.

Sayangnya, nasihat Abdurrahman ditolak. Hajjaj bin Yusuf justru memerintahkan pasukannya untuk menangkap Abdurrahman. Setelah tertangkap, Abdurrahman pun dijebloskan ke dalam jeruji besi, lalu dibunuh.

Bukan pembunuhan berupa tiang gantungan atau dipenggal lehernya, Hajjaj menginstruksikan agar Abdurrahman dimasukkan ke dalam sebuah ruangan gelap, terkurung, tanpa makan dan minum.

“Lima belas hari kemudian,” tulis Syaikh Abdul Fattah Abu Ghuddah dalam menjelaskan Risalah al-Mustarsyidin mengutip penjelasan Ibnu Hajar, “Hajjaj memerintahkan pengawalnya untuk membuka puntu rumah, agar mayat Abdurrahman dikeluarkan dan dikubur.”

Alih-alih meninggal, jasad Abdurrahman masih tegak berdiri. Beliau terlihat khusyuk dalam shalatnya dalam keadaan sehat, bugar, tanpa sedikit pun terlihat tanda-tanda kelaparan atau kehausan dalam dirinya.

Mengetahui hal itu, Hajjaj berkata kepada Abdurrahman, “Pergi dan sembunyilah sebisamu.”

Itulah keshalihan yang bisa menjadi sebab selamatnya seseorang dari kezaliman. Allah Ta’ala akan melindungi hamba-hamba-Nya yang shalih dari terkaman pelaku kezaliman di berbagai generasi. Jika pun ada yang menjadi korban, sejatinya orang-orang shalih tersebut telah menebus hidupnya dengan surga atas kezaliman yang ditimpakan kepadanya, dan keshalihan yang berhasil mereka pertahankan hingga akhir hayat.

Wallahu a‘lam. [Pirman/Kisahikmah]

Artikel sebelumnyaTahukah Anda? Inilah 13 Pasar yang Dikunjungi Rasulullah semasa Berdagang
Artikel berikutnyaKisah Pemuda Islam yang Mengalahkan Para Syetan