Kecerdasan Syeikh dalam Membungkam Pria Inggris

0
sumber gambar: ekbis.sindonews.com

Ada satu kisah amat menarik yang dituturkan oleh Ustadz Zulfi Akmal dalam bukunya Ketika Kisah Menuturkan Hikmahnya. Ialah dialog antara seorang Syeikh dengan seorang pria dari Inggris. Dengan kecerdasannya, Syeikh ini berhasil membungkan pertanyaan pria Nashrani ini.

Pria Inggris ini bertanya tentang; di dalam Islam, mengapa laki-laki dan perempuan tidak boleh bersentuhan? Mengapa seorang Muslimah harus menutup auratnya?

Si laki-laki memulainya dengan berkata, “Di dalam agama kalian, mengapa seorang laki-laki dan perempuan (yang bukan mahram) dilarang bersentuhan?”

Sang Syeikh menjawab secara kalem dalam bentuk pertanyaan, “Bisakah semua rakyat Inggris berjabat tangan dengan Ratu Elizabeth?”

Jawab si Laki-laki tegas, “Tentu saja tidak boleh! Hanya orang-orang tertentu yang dibolehkan menyentuh dan berjabat tangan dengannya.”

Tutur sang Syeikh, “Di dalam agama kami, semua wanita bagaikan ratu. Tidak semua orang boleh menyentuhnya. Hanya orang-orang tertentu yang disebut mahram.”

Belum puas, si Laki-laki pun menyampaikan pertanyaan kedua, “Mengapa wanita-wanita kalian harus mengenakan kerudung (menutup aurat)?”

Sang Syeikh pun mengeluarkan dua buah permen. Permen pertama dibuka bungkusnya dan yang kedua dibiarkan tertutup. Syeikh pun membuang permen itu ke tanah. Seraya menatap lembut lawan diskusinya itu, sang Syeikh bertanya, “Dari dua permen tersebut, mana yang akan engkau pilih?”

“Sudah pasti,” tegas si Laki-laki Ingris, “saya akan memilih permen yang tertutup.”

Pungkas sang Syeikh menerangkan hikmahnya, “Seperti itulah cara kami menilai dan memperlakukan kaum wanita kami.”

Inilah di antara teladan dalam menyampaikan hikmah. Bahwa Islam adalah agama paling sempurna yang bisa diterangkan dengan amat logis, sesuai dengan fitrah pikiran manusia. Hendaknya hal ini dipelajari oleh seluruh kaum Muslimin. Sebab semua mereka merupakan dai (duta) yang harus menyebarkan Islam kepada seluruh umat manusia, di mana pun berada.

Karenanya, menuntut ilmu menjadi keharusan. Sebab hikmah mustahil dimiliki oleh mereka yang bodoh atau tenggelam dalam kemalasan. Ilmu adalah mata air jernih yang menyegarkan dan menjadi sumber kehidupan yang harus didatangi oleh siapa pun yang berkehendak menikmatinya.

Ilmu inilah yang mengantarkan kaum Muslimin menjadi kaum yang memuliakan dan dimuliakan. [Pirman/Kisahikmah]

Artikel sebelumnyaKisah Surga yang Tertukar
Artikel berikutnyaSetelah Meremehkan Islam, Orang Kristen Ini Bersyahadat