Keajaiban Puasa; Diberi Minum dari Langit dengan Ember Bertali Putih

0

Banyak sekali keajaiban dan kemudahan yang diberikan oleh Allah Ta’ala kepada hamba-hamba-Nya yang beriman. Allah Ta’ala memuliakannya di atas manusia lain di dunia dan juga di akhirat kelak. Allah Ta’ala memberikan balasan sesuai dengan tingkat keikhlasan dan kesungguhannya.

Wanita mulia ini berjalan kaki. Tanpa kendaraan. Hendak menyusul Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam. Ia melakukan perjalanan jauh melampaui dua kota. Bertolak dari Makkah al-Mukarramah, Muslimah nan salehah ini hendak menuju Madinah al-Munawwarah, Kota Kenabian. Ia hendak berhijrah; dari gelap jahiliyah menuju cahaya Islam.

Meski menempuh perjalanan jauh, berat, banjir peluh, dan bertaruh nyawa, rupanya Muslimah ini sedang menjalankan ibadah puasa. Sebuah kombinasi yang amat padu; hijrah dalam keadaan puasa. Dua amalan utama yang berat dan agung pahalanya, dan hanya bisa dilakukan oleh mereka yang sungguh-sungguh dalam iman dan takwanya.

Sampai di sekitar Rauha, Muslimah ini mendapati kejadian yang tak logis, tapi nyata. “Ketika itu matahari tertutup awan,” tuturnya mulai berkisah. “Tiba-tiba, ada ember yang diturunkan dari langit. Ember itu diulurkan dengan tali berwarna putih,” lanjutnya berkisah.

Dari ember yang berisi air itu, sang Muslimah pun minum. “Aku meraihnya, kemudian meminum airnya hingga kenyang,” akunya lugas.

Ia pun melanjutkan perjalanan. Setelahnya, saat siang terik gurun pasir kembali menyapa, sang Muslimah sengaja berjalan mondar-mandir supaya merasakan haus. Namun, akunya sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Ibnul Jauzi dalam Shifatu Shafwah dari ‘Utsman bin Qasim, “Tetapi, aku tidak merasakan haus sedikit pun.”

Disebutkan bahwa Muslimah ini tak pernah lagi merasakan haus akut di siang hari nan terik, baik dalam keadaan berpuasa ataupun tidak. Maka berbahagialah ia, Muslimah tangguh nan salehah bernama Ummu Aiman radhiyallahu ‘anha.

Demikian itulah di antara keajaiban-keajaiban yang diberikan Allah Ta’ala kepada hamba pilihan-Nya. Mereka langka, dan sukar ditandingi. Mereka mendengar, kemudian taat. Dan ketaatannya itulah yang menjadi salah satu sebab turunnya pertolongan dari Allah Ta’ala Yang Maha Menolong.

Allah Ta’ala meridhai mereka, dan mereka pun ridha dengan ketentuan Allah Ta’ala untuknya. Semoga, kita menjadi bagian dari mereka. Aamiin. [Pirman]

Artikel sebelumnyaIstri-Istri Salehah yang Tidak Doyan Harta
Artikel berikutnyaPeristiwa yang Mengubah Abu Hanifah hingga Menjadi Imam Besar