Di jalan ini, ada banyak sekali keajaiban yang terjadi. Keajaiban ini terjadi atas Kuasa Allah Ta’ala. Dialah Yang Mahakuasa, sedangkan manusia amatlah lemah, hina, dan tak berdaya. Keajaiban-keajaiban ini tak bisa dipikir dengan logika. Pun sukar diulangi. Keajaiban ini hanya terjadi karena kehendak Allah Ta’ala.
Keajaiban ini terbilang sangat langka di zaman ini. Terjadi sekitar seribu empat ratus tahun yang lalu, di sebuah medan abadi dalam sejarah bernama Badar. Ialah nama yang dinisbatkan untuk sebuah sumur yang terletak di perbatasan Makkah dan Madinah.
Di lokasi itu juga terjadi peperangan besar antara kebenaran dan kebatilan, antara komunitas Muslim dengan komunitas kafir. Peperangan yang akhirnya dimenangkan oleh kaum Muslimin, meski tidak imbang dari berbagai segi dan sangat tidak logis jika ditilik dari berbagai teori peperangan modern. Apalagi dari jumlah pasukan, kaum Muslimin hanya membawa 300-an orang sedangkan kelompok kafir yang menjadi lawan membawa 1000-an personil. Satu lawan tiga.
Sebagai pelengkap kisah sukses yang sampai kini harum dalam ingatan sejarah, terjadilah salah satu kisah yang sangat tidak masuk akal. Ialah kayu yang berubah menjadi pedang ketika dimainkan di tangan seorang sahabat Nabi.
Singkatnya, pedang sang sahabat lepas dari tangan. Dia tak bisa mengambilnya karena diancam pedang musuh. Peperangan kian berkecamuk. Banyak yang gugur. Ruh orang-orang beriman terbang ke langit, sedangkan nyawa orang-orang kafir dicekik dengan penuh siksa oleh para malaikat.
Dalam cekam bahaya, sang sahabat yang bernama Ukasyah bin Mihshan sebagaimana ditakhrij oleh Imam al-Baihaqi berkata kepada Nabi, “Ya Rasulullah, bagaimana ini?”
Sang baginda yang langsung terhubung dengan Allah Ta’ala ini pun melihat sepotong kayu di dekatnya. Diambil dengan gegas, lalu dilempar kepada Ukasyah. Dengan binar optimisme akan janji Allah Ta’ala, Ukasyah segera menggerak-gerakkan pedang untuk menangkis serangan musuh. Lantaran imannya yang kokoh, Ukasyah tidak pernah protes kepada Nabi, “Kok kayu sih? Mana bisa melawan pedang?!”
“Sahabat tersebut (Ukasyah) menggerak-gerakkannya (kayu) dan kayu tersebut berubah menjadi sebilah pedang dengan izin Allah Ta’ala.” tutur Dr ‘Aidh al-Qarni dalam Kisah-Kisah Inspiratif.
Siap pun Anda yang bergiat di jalan dakwah untuk memperjuangkan Islam, jangan pernah menyerah dengan keterbatasan karena Allah Ta’ala Mahakuasa atas segala sesuatu. Yakinkan diri. Kuatkan dan luruskan niat. Insya Allah, pertolongan-Nya datang tanpa diminta. Disegerakan!
Kisah ini salah satu buktinya.
Wallahu a’lam. [Pirman/Kisahikmah]