Betapa bahagianya seorang perempuan yang mendapatkan kabar kepastian dari seorang laki-laki yang hendak melamar kemudian menikahinya. Sang wanita tersenyum cerah, bertabur bunga, wajahnya merah merona. Bayangan kenikmatan bergantian melewati imajinasi hingga memenuhi relung pikiran dan rongga hatinya.
Tak kalah bahagianya dari sang wanita ialah sesosok ibu yang mendapati berita anak kesayangannya akan segera pulang kampung setelah lama berjuang di negeri rantau. Sang anak yang lama ‘berpuasa’ demi membahagiakan diri dan ibunya, dalam hitungan hari akan segera menumpahkan rindu. Bersua dengan ibu tercinta.
Di sudut berbeda, ada rakyat yang bercucuran air mata bahagianya lantaran mendapati kabar dari pemimpinnya. Meski dari kalangan biasa, sang rakyat berhak dikunjungi lantaran kharisma dan sifat kesatria sang pemimpin yang suka berlama-lama dalam interaksi bersama rakyat yang dipimpinnya.
Sang rakyat benar-benar tak mengerti, bagaimana seharusnya ekspresi bahagia untuk menyambut kedatangan sang paduka. Tiada tergambarkan dalam imajinasinya.
Jika kabar bahagia dari sesama manusia saja terasa begitu menyenangkan dan merupakan sumber bahagia, bagaimana lagi dengan kabar gembira yang disampaikan oleh makhluk mulia ciptaan Allah? Ialah makhluk penghuni langit yang terbuat dari cahaya. Makhluk yang hanya mengenal kosakata taat dalam kehidupannya. Makhluk yang tak berani secuil pun ingkari apa yang telah menjadi titah baginya.
Ya. Kabar gembira itu disampaikan oleh pemimpin para malaikat dan merupakan malaikat yang paling dicintai Allah Ta’ala.
Dalam jalur panjang oleh Imam al-Bukhari, Imam Muslim, Imam at-Tirmidzi, Imam Ahmad bin Hanbal, Imam Ibnu Hibban, Imam ath-Thabrani, Imam al-Baihaqi, dan Imam an-Nasa’i Rahimahumullahu Ta’ala, Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam didatangi malaikat Jibril untuk memberikan kabar gembira.
“Siapa saja dari umatku yang meninggal dunia dengan tidak menyekutukan Allah Ta’ala dengan sesuatu pun,” tutur Nabi menirukan uraian malaikat Jibril ‘Alaihis salam, “maka ia berhak masuk ke dalam surga.”
Inilah kabar gembira dari malaikat berjuluk Ruhul Qudus. Inilah kabar bahagia dari malaikat yang mengajarkan al-Qur’an kepada Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam. Inilah informasi menyenangkan dari malaikat yang disebutkan oleh Imam ath-Thabari sebagai malaikat yang paling akhir dicabut nyawanya.
Mudah-mudahan kita benar-benar menerimanya sebagai kabar gembira, kemudian bersungguh-sungguh untuk mengupayakannya. Aamiin.
Wallahu a’lam. [Pirman/Kisahikmah]