Sungguh, satu-satunya pertarungan yang abadi terjadi antara iblis dan umat manusia seluruhnya. Ia berlangsung sejak Nabi Adam ‘Alaihis salam diturunkan ke muka bumi, dan tidak akan berhenti hingga Hari Kiamat.
Apalagi, iblis sudah tervonis sesat dan akan mengerahkan seluruh kemampuannya untuk menjerumuskan manusia kepada kesesatan hingga kelak masuk ke dalam jurang neraka yang menyala siksanya. Berikut ini, di antara iming-iming iblis kepada bala tentaranya yang menggoda umat manusia.
“Siapa saja di antara kalian yang berhasil menyesatkan umat manusia,” seru panglima iblis sebagaimana disebutkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dalam sabdanya, “aku akan memberikan kalian mahkota!”
Bala tentara iblis pun menyeruak ke berbagai penjuru untuk mencari mangsa. Ada yang menyebarkan permusuhan, menggoda manusia agar malas beribadah, berupaya menceraikan sepasang suami-istri, menipu manusia agar melakukan perbuatan syirik, dan berbagai jenis maksiat lainnya.
“Apa yang telah kamu lakukan?” tanya panglima iblis kepada sekelompok pasukannya.
“Aku telah menciptakan permusuhan antara satu orang dengan orang lainnya.” jawab mereka bersegera, penuh kebanggaan.
“Kamu belum melakukan apa-apa!” gertak panglima iblis. Katanya, “Sebab, mereka akan berdamai.”
Panglima iblis pun bertanya kepada sekelompok pasukan lainnya, “Kamu, apa yang telah kamu kerjakan?”
“Aku,” tutur salah satu di antara pasukan itu, “terus menggoda umat manusia hingga mereka menceraikan istrinya.”
“Kamu,” sergah panglima iblis, “belum melakukan apa-apa. Sebab dia akan menikah dengan wanita lain.”
Dalam hadits yang diriwayatkan dari Abu Musa al-Asy’ari kemudian diriwayatkan oleh Imam Ahmad bin Hanbal dalam Musnad-nya ini, panglima iblis terus bertanya kepada pasukan-pasukannya. Di antara mereka menerangkan telah menggoda manusia untuk meminum khamr, melakukan zina, dan melakukan pembunuhan.
Sekilas, hadits ini bertentangan dengan hadits riwayat Imam Muslim dari Jabir bin ‘Abdullah bahwa setan memberikan penghargaan amat tinggi kepada pasukannya yang berhasil menceraikan sepasang suami istri. Sedangkan di hadits ini, panglima iblis berkata kepada pasukannya yang berhasil menceraikan pasangan suami-istri, “Kamu belum melakukan apa-apa. Dia akan menikah dengan wanita lain.”
Lalu, bagaimana menggabungkan dua riwayat ini?
Bahwa perceraian digolongkan menjadi dua hal. Pertama, sepasang suami yang saling tolong menolong dalam taat, saling mencintai, menjadi partner dalam amal shalih, dan proyek-proyek kebaikan lainnya, lalu digoda oleh setan hingga keduanya menempuh jalan cerai. Jika pasangan ini yang berhasil diceraikan atas godaan setan, maka yang berlaku adalah kejadian sebagaimana hadits riwayat Imam Muslim dari Jabir bin ‘Abdullah; setan yang berhasil menceraikannya akan mendapat penghargaan yang tinggi.
Sedangkan yang kedua, sepasang suami-istri sudah terbiasa berbuat maksiat, tidak ada kebaikan di antara keduanya, bahkan menjadi promotor keburukan. Maka, ketika keduanya bercerai, bagi panglima setan hal itu biasa-biasa saja. Apalagi, masing-masing di antara mereka bisa menikah lagi dengan pasangan yang lebih baik.
Demikian ini kami nukilkan secara bebas dari penjelasan Syeikh Ibnu Muflih al-Maqdisi dalam bukunya Agar Tidak Diperdaya Setan. Wallahu A’lam bish-Shawwab. [Pirman/Kisahikmah]