Ibarat Orang Makan yang Tak Pernah Kenyang

0

Dunia hanyalah sarana. Maka, sikapilah dengan bijak dan adil. Jangan berlebihan; baik dalam menjauhi atau mengumpulkan dan menumpuknya. Sikap pertengahan dalam menyikapi dunia adalah satu di antara banyaknya kunci keselamatan seseorang di dunia dan akhirat.

Berlebihan dalam menghindari dunia akan menjadikan seseorang lemah secara materi, mudah meminta-meminta, tidak dihormati, diacuhkan dari pergaulan, bahkan bisa menjadi sebab menggadaikan iman dengan makanan atau piranti dunia lainnya yang remeh dan tidak berharga.

Alhasil, golongan ini nampak zuhud, padahal sebenarnya dunia yang menjauhi mereka sebab tak piawai dalam mengupayakan sebab-sebab kepemilikan dan bagaimana cara mendapatkan serta memanfaatkannya bagi kemaslahatan orang banyak. Kronisnya, kaum muslimin akan menjadi generasi lemah sebab mudah diperdaya dan memiliki ketergantungan yang tinggi kepada pihak asing yang mampu secara materi.

Sementara itu, berlebihan dalam mengumpulkannya pun berdampak sangat buruk bagi diri dan agama. Bermula dari dalih ‘harus kaya’, lalu diikuti ambisius, sangat berhajat dengan kepemilikan harta dan asset, hingga menghalalkan segala cara demi terkumpulkanya target sekian-sekian.

Mereka adalah golongan yang berewah-megah, menumpuk kekayaan lantaran nafsu, dan abai terhadap kewajiban dan hak harta. Jangankan yang wajib dalam bentuk zakat, bahkan yang sunnah pun ditinggalkan dengan dalih, “Enak benar minta-minta sedekah? Dikira cari duit gampang?”

Maka di golongan kedua ini, ada nama Qarun yang abadi dalam catatan gila harta. Kekayaan yang seharusnya bisa dimanfaatkan sebagaimana Nabi Sulaiman maupun Daud ‘Alaihimus salam, justru menjerumuskannya dalam siksa di dunia sebelum azab abadi di dalam kubur dan neraka.

Karenanya, kaum muslimin harus mewaspadai segala macam bisikan dari setan terkait harta. Apalagi harta menjadi salah satu fitnah yang besar bersama dengan wanita, jabatan, dan nasab. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam juga mengingatkan, bahwa harta terlihat hijau dan manis, sehingga banyak orang yang mengerubunginya.

“Sesungguhnya harta benda terlihat hijau dan manis. Siapa yang memungutnya dengan cara yang baik, maka ia akan diberkahi. Sedangkan yang meraupnya dengan berlebihan, niscaya ia tidak akan diberkahi.” Perumpaaannya, sebagaimana disebutkan oleh Rasulullah dalam riwayat Imam Bukhari dan Muslim ini, “Seperti orang yang makan, tapi tidak pernah kenyang.”

Maka yang terbaik, manfaatkan harta di jalan takwa. Dan, tetaplah bertakwa meski tak dikurniai perbendaharaan dunia yang sementara ini. [Pirman]

Artikel sebelumnyaTerlarang di Zaman Nabi, Kini Diserukan Para ‘Ustadz’
Artikel berikutnyaLakukan Ini Hingga Lelah, Dosa Anda akan Diampuni