Lanjutan dari Empat Kunci Sukses Dunia dan Akhirat dalam Surat al-Baqarah (2)
Berbagi Rezeki
Dalam setiap harta yang diberikan oleh Allah Ta’ala, terdapat hak bagi mereka yang membutuhkan. Berbagi dalam Islam, selain membahagiakan bagi penerima, hal itu juga menjadi sarana untuk membersihkan harta sang pemberi. Pemberian sendiri terbagi dalam dua hal; wajib dan sunnah.
Dalam menjelaskan ini, Ibnu ‘Abbas menyebutnya dengan mengatakan, “Mengeluarkan zakat dari harta kekayaan yang dimiliknya.” Sedangkan as-Suddi meriwayatkan dari Ibnu Abbas dan Ibnu Mas’ud menyebutkan, memberikan harta yang dianugerahkan sebagai nafkah seseorang kepada keluarganya.
Menyimpulkan dua pendapat itu, Ibnu Jarir ath-Thabari mengatakan, bahwa memberikan harta yang dikurniakan Allah Ta’ala meliputi yang wajib dan sunnah. Alasannya, “Allah Ta’ala mensifati dan memuji mereka dengan hal itu secara umum. Sementara zakat dan infaq merupakan perbuatan yang sangat terpuji dan mulia.”
Dalam banyak ayat, Allah Ta’ala sering menggandengkan shalat dan zakat. Maka Imam Ibnu Katsir menjelaskan bahwa shalat merupakan hak Allah Ta’ala yang mencakup peng-esaan, penyanjungan, pengharapan, pemujian, pemanjatan doa, serta tawakkal pada-Nya. Sedangkan zakat dan infaq merupakan bentuk perbuatan baik kepada sesama makhluk dengan memberikan manfaat kepadanya.
Spirit dari amalan zakat dan infaq ini adalah berbagi kepada orang lain; baik yang membutuhkan ataupun tidak. Seseorang hanya bisa berbagi dengan mudah manakala ia tidak terlalu berhasrat dengan sesuatu itu. Atau, ia menyadari bahwa apa yang diberikan itu akan bisa mendatangkan manfaat yang lebih besar dalam kehidupannya berupa Ridha Allah Ta’ala.
Orang yang melakukan amalan ini dengan sukarela, maka ia akan disenangi oleh sesama manusia sebab memberikan manfaat kepadanya. Banyak yang simpati, percaya, menaruh harapan, dan itu semua adalah modal baginya untuk menggapai kesuksesan dan keberhasilan dalam hidup.
Sedangkan di akhirat, Allah Ta’ala akan mengganjar kerelaannya dalam berbagi itu dengan pahala yang amat besar; mulai sepuluh hingga tujuh ratus kali lipat. Bukankah ini balasan yang amat besar? Allah Ta’ala yang memberikan harta itu, kemudian Dia pula yang memberikan balasan amat besar ketika seseorang membagikannya sesuai dengan yang disyariatkan-Nya.
Berbagi amat sulit bagi mereka yang kikir jiwa dan gila harta. Karena dalam benaknya, dunia ini abadi dan tak ada kehidupan selepas mati. [Pirman]