Semoga Allah Ta’ala menolong para Mujahidin yang teguh memperjuangkan tegak tingginya kalimat Allah Ta’ala di muka bumi. Semoga Allah Ta’ala mengganti setiap pengorbanannya dengan balasan terbaik di sisi-Nya.
Sungguh, dalam jihad selalu ada kisah yang menginspirasi. Dari tiap tetes darah para Mujahid itu, ada teladan yang tak akan pernah kering hingga Hari Kiamat. Dalam setiap debu yang terbang di medan jihad dan kisah yang terjadi; terdapat kebaikan yang banyak di dalamnya.
Dr Abdullah Azzam mengatakan bahwa di antara musibah yang terjadi di Negeri Afghanistan yang saat itu telah berkobar jihad adalah perginya para penduduk Afghan ke negeri lain, seperti Arab Saudi, Amerika, Swedia, dan lainnya.
Kemudian, beliau mengisahkan satu peristiwa yang dialami saat berhaji. Didatangkan kepada beliau seorang dokter spesialis bedah asli Afghanistan yang belajar dan menetap di Amerika. Mengetahui hal itu, sosok yang menyelesaikan studinya di Universitas al-Azhar ini berkata, “Saya senang sekali. Anda adalah nikmat dari Allah Ta’ala. Di manakah anda bekerja?”
“Saya bekerja di Amerika Utara.”
Tanya beliau lebih lanjut, “Bagaimana jika kami mengirim anda untuk bertugas di Afghanistan?”
Jawab dokter itu, “Ke Khunduz dan Takhtar?”
“Benar,” jawab Dr Abdullah Azzam. “Kami akan memberikan gaji yang cukup untuk anda,” tambah lulusan Doktoral bidang Ushul Fiqih ini.
Dokter itu pun mengatakan bahwa akan menjadi sangat susah untuk masuk ke negeri konflik itu. Sebab, menurutnya, “Tak ada rumah sakit.”
Tantang Dr Azzam, “Bagaimana kalau kami membuatkan rumah sakit untuk anda?”
Rupanya, sang dokter mengatakan dengan pesimis, “Susah.”
“Jika demikian,” lanjut sosok yang juga menjadi salah satu Mujahid di Afghanistan kala itu, “bagaimana kalau anda berkhidmat di Pakistan, di sepanjang perbatasan wilayah Afghanistan; Queta dan Peshawar.”
“Berapa gaji saya?” todong dokter yang merupakan penduduk pribumi Afghanistan ini.
Beliau pun menerangkan, dokter spesialis dari Arab akan digaji 1500 Dollar dan dokter spesialis dari Afghanistan akan digaji 2000 Dollar.
Sang dokter pun langsung menolak, “Itu sedikit. Sebab anak saya belajar di Amerika. Yang satu duduk di bangku (setingkat) SMP sedangkan yang satunya SMA.”
Karena kesal, sebab dokter itu sejatinya adalah warga Afghanistan yang harus membela tanah airnya, sosok yang menyelesaikan pendidikan sarjananya di Universitas Damaskus Suriah ini mengatakan, “Kami akan berikan gaji 2500 Dollar jika anda adalah orang Amerika!”
Duhai, betapa menderitanya mereka yang menggadaikan akhirat melalui jihad dengan dunia yang nilainya tak lebih berharga dari satu sayap nyamuk! [Pirman]