Lailatul qadar adalah malam yang paling dirindukan umat Islam. Bagaimana tidak, beribadah di malam itu lebih baik daripada beribadah seribu bulan di malam-malam lain yang tidak ada lailatul qadarnya. Lalu bagaimana cara mendapatkan lailatul qadar? Ada tiga strategi.
1. Menghidupkan Malam Ganjil pada 10 Hari Terakhir Ramadhan
Rasulullah mengingatkan umatnya untuk mencari lailatul qadar pada malam-malam ganjil di 10 hari terakhir Ramadhan. Yakni malam 21, 23, 25, 27 atau 29. Ini juga pendapat jumhur ulama bahwa lailatul qadar jatuh pada malam ganjil di 10 hari terakhir Ramadhan.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
إِنِّى أُرِيتُ لَيْلَةَ الْقَدْرِ ، وَإِنِّى نُسِّيتُهَا ، وَإِنَّهَا فِى الْعَشْرِ الأَوَاخِرِ فِى وِتْرٍ
“Sungguh aku diperlihatkan lailatul qadar, kemudian aku dilupakan –atau lupa- maka carilah ia di sepuluh malam terakhir, pada malam-malam yang ganjil” (Muttafaq alaih)
Karenanya, cara mendapatkan lailatul qadar, seorang muslim harus menghidupkan malam 21, 23, 25, 27 dan 29 Ramadhan dengan ibadah. Lebih baik lagi jika melakukan i’tikaf.
2. Menghidupkan 10 Malam Terakhir Ramadhan
Ada kalanya malam ganjil ternyata tidak sama antara satu negara dengan negara lain, bahkan kadang antar ormas Islam di sebuah negara pun berbeda. Lalu lailatul qadar jatuh pada malam ganjil kita atau malam ganjil mereka?
Syaikh Yusuf Qaradhawi menyadari fenomena di zaman modern tentang perbedaan malam ganjil ini sehingga beliau menyarankan cara mendapatkan lailatul qadar, “Carilah lailatul qadar ini di seluruh 10 malam terakhir Ramadhan.”
Nasehat Syaikh yusuf Qardhawi ini sejalan dengan kebiasaan Rasulullah, istri dan para sahabat beliau mengerjakan I’tikaf pada 10 malam terakhir Ramadhan.
3. Menghidupkan seluruh malam Ramadhan
Memang mayoritas ulama berpendapat bahwa lailatul qadar turun pada malam ganjil di 10 hari terakhir Ramadhan. Namun ada pula ulama yang berpendapat kemungkinan turunnya lailatul qadar di malam lain di bulan Ramadhan. Jika demikian halnya, maka cara terbaik adalah menghidupkan seluruh malam Ramadhan dengan ibadah.
Bukankah sangat berat kalau menghidupkan seluruh malam? Cara yang relatif lebih mudah, pada 20 malam pertama, hidupkanlah malam Ramadhan dengan ibadah, minimal Shalat Maghrib dan Isya’ berjamaah serta shalat tarawih dan witir. Ditambah menghidupkan sepertiga malam terakhirnya.
Setelah itu, pada 10 hari terakhir beriktikaf sebagaimana dicontohkan Rasulullah. Kalau pun tidak bisa penuh, minimal i’tikaf pada malam harinya.
Baca juga: Shalat Istikharah Jodoh
Kiat Praktis Cara Mendapatkan Lailatul Qadar di 10 Malam Terakhir
Dari tiga strategi tersebut, tampak bahwa kita perlu lebih bersungguh-sungguh pada 10 malam terakhir Ramadhan. Kalaupun tidak bisa I’tikaf penuh, minimal melakukan 8 hal yang disarikan dari nasehat Imam Masjidil Haram Syaikh Mahir Al Mu’aiqily ini:
1. Bersedekah setiap malam pada 10 malam terakhir Ramadhan.
Misalnya Rp 5.000 setiap malam. Ketika bertepatan lailatul qadar, sedekah itu senilai sedekah Rp 150 juta (bernilai Rp 5.000 x 1000 bulan)
2. Kerjakan shalat sunah minimal 2 rakaat tiap malam.
Ketika bertepatan lailatul qadar, shalat sunnah itu senilai shalat sunnah dua rakaat selama 83,3 tahun.
3. Bacalah surat Al Ikhlas minimal 3 kali setiap malam.
Ketika bertepatan lailatul qadar, tilawah itu senilai mengkhatamkan Al Quran setiap malam selama 83,3 tahun.
4. Hafalkan doa Lailatul Qadar dan baca tiap malam.
Jika bertepatan dengan lailatul qadar, engkau akan mendapatkan ampunan dari dosa-dosamu. Doa itu berbunyi: Allahumma innaka afuwwun, tuhibbul afwa fa’fu annii. (Ya Allah, sesungguhnya Engkau Maha Pemaaf lagi Maha Mulia, Engkau Mencintai pemaafan, maka maafkanlah aku)
5. Bangunkan istri dan anak-anak.
Rasulullah mencontohkan itu. Jika kita lakukan, kita akan mendapatkan pahala dakwah senilai amar ma’ruf setiap malam selama 83,3 tahun. Juga mentarbiyah anak-anak untuk memiliki semangat ibadah.
6. Gunakan pakaian yang bagus dan wewangian.
Pakaian ini akan berpengaruh secara psikologis. Ini termasuk sunnah Rasulullah dan membuat ibadah lebih termanaj dengan baik.
7. Upayakan tidur siang meskipun sejenak, jagalah perut agar tidak terlalu kenyang dan tidurlah segera setelah isya dan tarawih sekadar untuk menyegarkan diri. Kemudian bangunlah untuk mendirikan sholat malam.
8. Berbaik sangkalah pada Allah. Ketika bermunajat, ingatlah bahwa kita sedang meminta pada Rabb Yang Maha Pemurah dan Pengampun. Berharap yang terbaik, Dia akan memberimu yang terbaik. Yakinlah dan tumpahkan seluruh isi hatimu di hadapan-Nya. Jangan sekali-kali ragu dan berprasangka buruk kepada-Nya.
Demikian cara mendapatkan lailatul qadar. Semoga kiat-kita ini bermanfaat dan kita semua ditakdirkan mendapat lailatul qadar. [Muchlisin BK/Kisahikmah]
*Pembahasan selengkapnya tentang lailatul qadar mulai dari keutamaan, tanda lailatul qadar, doa dan ciri orang yang mendapatkannya bisa dibaca di artikel Lailatul Qadar