Asmaul husna yang keempat adalah Al Quddus. Apa makna Al Quddus dan bagaimana bentuk pengamalan dari keyakinan terhadap Al Quddus?
Allah Subhanahu wa Ta’ala memiliki 99 asmaul husna. Sebenarnya asmaul husna tidak terbatas 99. Ada pula nama yang Allah simpan dan menjadi rahasia gaib sebagaimana hadits riwayat Imam Ahmad. Di antara 99 asmaul husna itu, salah satunya adalah Al Quddus.
Makna Al Quddus
Al Quddus (الْقُدُّوسُ) artinya Mahasuci. Maknanya, Allah Mahasuci dari segala sesuatu yang bersifat kurang dan cacat. Asmaul husna keempat ini memiliki makna kesempurnaan, terpuji dengan segala kebaikan dan keutamaan.
Syekh Izzuddin bin Abdussalam dalam Syajaratul Ma’arif menjelaskan, Al Quddus berarti suci dari segala cacat dan kekurangan.
هُوَ اللَّهُ الَّذِي لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ الْمَلِكُ الْقُدُّوسُ السَّلَامُ الْمُؤْمِنُ الْمُهَيْمِنُ الْعَزِيزُ الْجَبَّارُ الْمُتَكَبِّرُ سُبْحَانَ اللَّهِ عَمَّا يُشْرِكُونَ
Dialah Allah Yang tiada Tuhan selain Dia, Raja, Yang Mahasuci, Yang Mahasejahtera, Yang Mengaruniakan Keamanan, Yang Maha Memelihara, Yang Mahaperkasa, Yang Mahakuasa, Yang Memiliki segala Keagungan, Maha Suci Allah dari apa yang mereka persekutukan. (QS. Al Hasyr: 23)
Baca juga: Bentuk Pengamalan Al Malik
Bentuk Pengamalan Al Quddus
Keyakinan terhadap Al Quddus membuat kita menyadari bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala memiliki segala kesempurnaan. Jauh dari cacat dan kekurangan. Segala persangkaan buruk orang-orang kafir sangat jauh dari sifat-Nya yang mahasuci.
مَا اتَّخَذَ اللَّهُ مِنْ وَلَدٍ وَمَا كَانَ مَعَهُ مِنْ إِلَهٍ إِذًا لَذَهَبَ كُلُّ إِلَهٍ بِمَا خَلَقَ وَلَعَلَا بَعْضُهُمْ عَلَى بَعْضٍ سُبْحَانَ اللَّهِ عَمَّا يَصِفُونَ
Allah sekali-kali tidak mempunyai anak, dan sekali-kali tidak ada tuhan (yang lain) beserta-Nya, kalau ada tuhan beserta-Nya, masing-masing tuhan itu akan membawa makhluk yang diciptakannya, dan sebagian dari tuhan-tuhan itu akan mengalahkan sebagian yang lain. Maha Suci Allah dari apa yang mereka sifatkan itu. (QS. Al Mukminun: 91)
Dengan meyakini Al Quddus dan merenungkan maknanya, kita berupaya senantiasa menyucikan diri dari segala keburukan. Selalu menghiasi diri dengan perbuatan-perbuatan baik, dan menjauhkan diri dari perbuatan-perbuatan hina.
Pun keyakinan terhadap Al Quddus membuat kita berusaha selalu menyucikan diri dari segala yang haram, makruh, dan syubhat. Juga sikap berlebihan dalam urusan mubah yang bisa melupakan dari-Nya. Wallahu a’lam bish shawab.[Muchlisin BK/Kisahikmah]